BANDUNG, FOKUSJabar.id : Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar) PB Kota Bandung menyebut, di bulan suci Ramadan aktivitas masyarakat menggunakan api cukup meningkat, sehingga hal tersebut biasanya memicu terjadinya kebakaran cukup tinggi.
Sekretaris Diskar PB, Rachmat Hidayat, mengatakan, namun berbeda dengan Ramadan tahun ini, di situasi pandemi Covid-19 yang mengharuskan masyarakat lebih banyak diam di rumah, sehingga tingkat kebakaran selama Ramadan di Kota Bandung menurun.
“Selama Ramadan tahun kemarin 15 kejadian. Tahun ini baru ada 7 kejadian, mudah-mudahan tidak bertambah dan itu terakhir. Mungkin ini karena aktivitas masyarakat banyak diam di rumah, sehingga terkontrol,” ujar Rachmat di Auditorium Balaikota Bandung, Jalan Wastukencana Jawa Barat Rabu (13/05/2020).
BACA JUGA : Diskar PB: 196 Hydrant di Kota Bandung Tidak Berfungsi, Ini Penyebabnya
Namun di tengah pandemi Covid-19, dia mengutarakan, justru kejadian hewan masuk ke rumah semakin meningkat, seperti ular dan tawon.
“Mungkin karena banyak dilakukan penyemprotan disinfektan jadi hewan-hewan pada keluar,” katanya.
Diketahui, berdasarkan catatan yang ada di Diskar PB Kota Bandung, sejak bulan Januari hingga April jumlah peristiwa kebakaran sebanyak 63 kasus. Babakan Ciparay menjadi wilayah tertinggi yang terjadi kasus kebakaran.
“Pada prinsip kebakaran itu karena kelalayan, kebanyakan dari konslet arus listrik dan gas,” terangnya.
Rachmat menambahkan, hingga saat ini ada tujuh Kecamatan yang zero kebakaran. Diantaranya yaitu Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kecamatan Atapani, Kecamatan Cibiru, Kecamatan Panyileukan, Kecamatan Gedebage, dan Kecamatan Bandung Kidul.
(Yusuf Mugni/Bam’s)