CHINA, FOKUSJabar.id: Setelah sebulan tidak ditemukan kasus infeksi baru, Wuhan, China, kembali diteror virus Corona (Covid-19). Dua hari berturut-turut dilaporkan penemuan kasus baru di titik nol penyebaran virus corona tersebut.
Wuhan menjadi tempat pertama ditemukan kasus infeksi Covid-19 pada Desember 2019. Virus pun cepat menyebar di seluruh provinsi Hubei, China, hingga ke seluruh penjuru dunia.
Untuk memutus penularan, pemerintah China memberlakukan ketentuan lockdown ketat. Kebijakan berbuah manis, sehingga Covid-19 dapat ditaklukkan dan lockdown Wuhan kembali dibuka.
Namun kabar mengejutkan datang pada Minggu (10/5/2020). Otoritas kesehatan mengakui satu orang warga positif Covid-19, disusul sehari kemudian menemukan lima kasus baru lainnya. Seluruh kasus berasal dari perumahan sama yang mayoritas ditempati lansia.
Sementara untuk seluruh provinsi Hubei, ditemukan 11 kasus tanpa gejala dan memiliki gejala. Beberapa waktu belakangan, ahli kesehatan dunia sempat mengatakan jika terlalu dini untuk kembali ke kehidupan normal setelah terbebas dari Covid-19. Kekhawatiran akan gelombang kedua penyebaran pun mulai menunjukkan isyaratnya.
Selain di Wuhan, Provinsi Hubei, perang pemerintah China dengan Covid-19 belum usai. Kini giliran kota Shulan di China Laut Timur, Provinsi Jilin, yang di-lockdown. Dikutip suara.com dari CGTN, kebijakan lockdown diterapkan setelah satu kasus infeksi Covid-19 dikonfirmasi pada 7 Mei dan kini terdapat 13 pasein positif Corona di kota Shulan.
Sebanyak 290 orang yang diduga sempat berkontak dengan pasien positif, kini telah dilacak dan berada di bawah pengawasan lembaga medis setempat. Pihak berwenang meminta semua tempat umum, termasuk fasilitas olahraga, bioskop, hingga perpustakaan kembali ditutup sementara.
Semua warga kota Shulan pun diperintahkan tetap tinggal di rumah dan para siswa sekolah diminta untuk kembali belajar secara online.
“Pejabat provinsi juga menyesuaikan tingkat risiko coronavirus di Shulan ke level tinggi pada Minggu. Hal itu menjadikan Shulan satu-satunya kota di China yang mendapat peringatan tersebut,” tulis CGTN, Senin (11/5/2020).
Dilansir The Guardian, sumber rantai infeksi di kota Shulan masih menjadi misteri. Namun, komisi kesehatan provinsi Jilin mengatakan kasus pertama ditemukan pada 7 Mei yang menimpa seorang wanita berusia 45 tahun dan didiagnosis terinfeksi Covid-19.
Bagaimana wanita tersebut terinfeksi virus Corona masih belum terlacak. Pasalnya, sang pasien tak memiliki riwayat berpergian ke luar provinsi dan tak ingat telah berkontak dengan siapa saja.
(ars)