BANDUNG, FOKUSJabar.id : Bagikan 200 pax/minggu, lewat konsep berbagi, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung rilis Program Sabandung, atau Sangu Bancakan Urang Bandung. Secara serentak digulirkan di 151 kelurahan dengan total 30.200 dus per hari ini, Jumat (08/05/2020).
Program tersebut bertujuan membangkitkan rasa gotong royong dan kebersamaan warganya dalam menghadapi pandemi Covid-19. Pasalnya, banyak orang yang membutuhkan uluran tangan, tetapi banyak pula yang ingin menawarkan bantuan.
Gerakan yang dimotori oleh Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Bandung beserta aparatur kewilayahan tersebut mengajak seluruh warga Bandung untuk sama-sama berbagi bagi yang mampu.
BACA JUGA : Karyawan Positif Covid-19 Pabrik di Bandung Sudah Diisolasi
“Ini adalah murni dari kita dan kami hadirkan semangat Kota Bandung antar warga ke warga. Data yang berhak menerima dititipkan di Ketua Tim PKK Kota Bandung. Untuk dus makanan yang dibagikan kami berdayakan warga karena dapurnya berbasis warga. Dan kami percayakan pada pengelola baik itu kerjasama dengan rumah makan, atau lainnya sebagai pemberdayaan warga,” ungkap Siti Muntamah Oded selaku Ketua TP PKK Kota Bandung saat ditemui di acara launching Sabandung di Kelurahan Babakan Ciparay, Kota Bandung Jawa Barat Jumat (08/05/2020).
Umi sapaan akrabnya mengatakan, pihak kewilayahan RT dan RW yang mencatat data siapakah yang paling membutuhkan.
“Semoga ini sebagai salah satu bentuk dan solusi untuk warga. Dapur Sabandung juga melibatkan pihak ketiga yang ingin berbagi,” tuturnya.
Menurutnya, dengan tetap menjaga agar tak berkerumun dan mengedepankan pemberdayaan kader, Sabandung akan dikelola dari rumah-rumah melalui Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K). Para kader akan menyiapkan paket makanan yang bergizi lengkap, seperti karbohidrat, sayuran, dan protein, lalu akan didistribusikan kepada keluarga miskin yang sangat membutuhkan karena terdampak Covid-19 secara ekonomi.
“Siapakah orang-orang yang sangat membutuhkan? Ada beberapa kriteria yang kita pilihkan. Yang pertama adalah orang yang sangat miskin dan duafa, kemudian masyarakat yang sedang menunggu bantuan dari baik Kota Bandung, provinsi, maupun dari pusat,” jelasnya.
Selanjutnya ketiga adalah orang-orang yang nomaden, misalnya seperti anak-anak kos yang atau keluarga yang memang tidak bisa pulang kampung atau pulang mudik sementara dia sedang bekerja di sini. “Itu juga menjadi perhatian,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Bandung Oded. M. Danial mengungkapkan, dilaunchingnya Sabandung ini menjadi satu wadah alternatif bagi warga terdampak yang belum tidak masuk data bantuan.
“Saya mengimbau kepada seluruh warga Kota Bandung khususnya warga yang berkecukupan bahkan lebih, jangan lupa untuk melihat, menengok kepada keluarga terdekatnya, tetangganya, tetangga kiri, kanan, depan, dan belakang. Pastikan bahwa kita memiliki partisipasi aktif dan selektif untuk memberi rasa nyaman untuk kehidupan warga yang sangat membutuhkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Pemerintahan Kota Bandung, Pagat Risjanuar Passa menerangkan, untuk pendistribusian yang sudah diterapkan yakni 200 Dus/Minggu dengan nilai Rp 20.000/Dus.
“Hanya saja, ada juga di Kelurahan yang telah membentuk swadaya masyarakat dan bisa sampai membagikan Dus/Hari. Jadi Karena ini sifatnya bantuan, disesuaikan dengan kemampuan tiap Keluarahan,” katanya.
Ia memgatakan, untuk yang reguler menggunakan anggaran Program Perlindungan Sosial Bencana yang merupakan hasil efisiensi 50% dari PIPPK lingkup PKK.
“Namun diyakini dana tersebut tidak akan memadai jika digunakan secara terus menerus. Oleh karena itu, Sabandung ini juga membuka pintu dan mengajak orang-orang untuk bisa peduli, minimal untuk menolong tetangga terdekatnya,” ungkap Pagat.
(Yusuf Mugni/As)