AMERIKA SERIKAT, FOKUSJabar.id: Kasus keracunan meningkat di sejumlah wilayah Amerika Serikat (AS), tidak lama setelah Presiden Donald Trump mengusulkan untuk menyuntikan cairan disinfektan untuk membunuh virus cororna (COVID-19).
Badan Pusat Pengendalian Racun Kota New York menyebut pihaknya menangani lebih dari 30 kasus keracunan, sejak Trump melontarkan pernyataan kontroversial tersebut.
Badan tersebuit melaporkan menerima sembilan kasus keracunan akibat terpapar cairan Lysol, sebuah produk pembersih buatan perusahaan AS.
Baca Juga: Yeay! Spanyol Kembali Izinkan Anak-anak Bermain Diluar Rumah
Badan tersebut juga menerima laporan 10 laporan keracunan cairan pemutih dan 11 kasus terpapar cairan pembersih rumah tangga.
Sejumlah badan penanganan racun di negara bagian Illinois dan Kentucky juga menerima ribuan panggilan serupa, di mana orang-orang menanyakan terkait penggunaan bahan disinfektan.
Asosiasi Pusat Pengendalian Racun AS (AAPCC) mengonfirmasi bahwa memang terjadi kenaikan laporan di seluruh negeri secara umum sejak Januari lalu.
“Selama bulan Januari-Maret 2020 badan pengendalian racun menerima 45.550 panggilan terkait dengan cairan pembersih sebanyak 28.158, disinfektan sebanyak 17.392 kasus. Ini menggambarkan peningkatan keseluruhan 20,4 persen dan 16,4 persen jika dibandingkan periode waktu yang sama pada 2019,” ucap AAPCC, seperti dilansir CNN.
Pada Kamis pekan lalu, Presiden Trump mengusulkan untuk menyuntikkan disinfektan untuk melindungi orang dari virus corona.
“Saya melihat disinfektan cukup ampuh (mematikan virus) dalam satu menit. Apakah ada cara yang bisa kita lakukan seperti menyuntikkan zat itu, itu akan sangat menarik untuk diuji. Sangat menarik bagi saya,” kata Trump.
Pernyataan itu lantas menuai kritik publik lantaran dilontarkan Trump tanpa bukti penelitian ilmiah.
(Agung)