BANDUNG, FOKUSJabar.id: KONI Jabar siap mematuhi keputusan yang diambil pemerintah terkait penundaan PON XX ke Oktober 2021. Sebelumnya, PON XX akan digelar pada 20 Oktober-02 November 2020 di Provinsi Papua.
“Apa yang diungkapkan Menpora di media, itu sesuatu yang belum pasti karena belum menerima keputusan resmi Presiden. Tapi kami siap mengikuti apa yang menjadi keputusan pemerintah terkait PON XX, termasuk pemunduran waktu,” ujar Ketua Umum KONI Jabar, Ahmad Saefudin saat dihubungi melalui telepon selularnya, Jumat (24/4/2020).
Keputusan pemunduran PON XX ke Oktober 2021, lanjut Ahmad, harus mampu diambil manfaat dan keuntungannya sebanyak mungkin oleh cabang olahraga. Salah satunya dari sisi waktu penyiapan atlet yang lebih matang dan baik.
BACA JUGA: PJSI Apresiasi Ketua KONI Jabar Menangkan Lelang Judogi Atlet Blind Judo
“Menyiapkan atlet hingga mencapai performa maksimal itu tidak cukup waktu sebentar. Dulu, kita sempat di situasi dan kondisi yang tertinggal dari daerah lain di sisi persiapan pelatihan atlet. Lalu di situasi dan kondisi dengan waktu yang mepet tapi masih mampu melakukan pelatihan atlet cukup maksimal. Termasuk di kondisi saat ini di tengah Covid-19 yang tidak menguntungkan semua pihak,” terangnya.
Berbekal pengalaman yang dimikili, Ahmad berharap semua cabang olahraga bisa memaksimalkan momen pemunduran PON XX menjadi sebuah keuntungan bagi Jabar. Pihak KONI Jabar pun sudah memiliki pedoman pelaksanaan manajemen latihan di kondisi krisis seperti saat ini.
“Keputusan ini akan beri peluang positif karena dari sisi aspek waktu peluangnya besar. Kita akan lakukan re-program, seperti apa tahapannya sehingga peluang dan potensi yang sudah dimiliki bisa dikembangkan lebih masif dan tujuan serta target masing-masing atlet sesuai dengan nomor yang sudah ditentukan melalui babak kualifikasi akan terprogram dengan lebih baik,” tuturnya.
Ahmad menegaskan, program pembinaan dan latihan atlet tidak boleh terhenti. Pasalnya, akan sulit mengembalikan performa atlet jika proses latihan yang sudah dijalani selama ini, tiba-tiba, berhenti.
Untuk itu, KONI Jabar akan dimaksimalkan dana hibah yang diterima pada tahun 2020 sebesar Rp300 milyar lebih. Anggaran dana hibah tersebut, terang Ahmad, merupakan anggaran untuk persiapan serta pelaksanaan PON XX.
“Anggaran untuk pelaksanaan PON XX tidak akan kita ganggu, tapi untuk persiapan akan kita optimalkan sehingga pelaksanaan latihan tetap dilakukan atlet dengan situasi dan kondisi saat ini. Diundur atau tidak diundur, persiapan atlet tetap dilakukan secara maksimal,” terangnya.
Jika proses latihan atlet yang sudah berjalan hingga saat ini dihentikan akibat penundaan PON XX ke Oktober 2021, Ahmad mengaku akan berimbas negatif. Selain pada performa atlet yang akan menurun atau bahkan kembali ke titik nol, juga anggaran yang sudah dikeluarkan akan sis-sia.
Untuk itu, pihaknya akan membuat program latihan yang dipersiapkan untuk menghadapi situasi di tahun 2020. Dengan demikian, program latihan di tahun 2021, cabang olahraga tinggal memelihara kemampuan kondisi fisik maupun teknik dari atlet melalui berbagai program.
“Jadi proses latihan yang saat ini berjalan tetap dilanjutkan, termasuk dukungan KONI Jabar melalui anggaran yang sudah diterima di tahun 2020. Tinggal bagaimana untuk tahun 2021, apakah dukungan anggaran dari pemerintah akan sesuai dengan kebutuhan kita atau seperti apa. Kalau tidak, harus ada solusi lain. Kita tidak bisa tutup mata dan harus memahami bagaimana kondisi pemerintah usai menangani covid-19 ini,” pungkasnya.
(Ageng)