CINA, FOKUSJabar.id: Surat kabar Jerman, Bild memberitakan Cina berutang ke Jerman sebesar 149 milyar euro atau sekitar Rp 2.500 trilyun karena dampak virus Corona yang muncul di Wuhan yang menyebar sampai ke Jerman.
Artikel editorial Bild dengan judul “What China owes us” yang terbit pada 15 April mengkritik lambatnya respons Presiden Cina Xi Jinping dalam menangani virus.
Dalam artikel tersebut terdapat kisaran utang yang mesti dibayar Cina sebesar hampir 149 miliar euro (Rp 2.505 trilyun) atas kerusakan yang diderita Jerman karena COVID-19.
Rincian tagihan utang yang disuarakan Bild antara lain 24 milyar euro (Rp 403 trilyun) dalam pendapatan wisata yang hilang dari Maret hingga April, 7,2 miliar euro (Rp 121 trilyun) dalam kerugian untuk industri film Jerman, 1 juta euro (Rp 16,8 milyar) per jam dalam biaya untuk maskapai Lufthansa, dan 50 miliar euro (Rp 840 trilyun) dalam laba yang hilang untuk usaha kecil Jerman.
Baca Juga: Viking Jerman Bersama Masyarakat Membuka Dapur Umum
Di sisi lain, Kedutaan Besar Cina di Berlin menanggapi dengan surat terbuka menyebut tabloid Bild memicu nasionalisme, prasangka, dan xenofobia.
Namun, Pemimpin Redaksi Bild, Julian Reichelt membantah kritik tersebut.
“Kami bertanya di surat kabar kami Bild apakah Cina harus membayar kerusakan ekonomi besar-besaran yang ditimbulkan oleh virus corona di seluruh dunia,” kata Reichelt.
“Xi Jinping, pemerintah Anda dan para ilmuwan Anda harus tahu sejak lama bahwa virus Corona sangat menular, tetapi Anda meninggalkan dunia dalam kegelapan tentang hal itu,” tambahnya.
“Pakar tinggi Anda tidak merespons ketika para peneliti Barat bertanya apa yang sedang terjadi di Wuhan. Anda terlalu bangga dan terlalu nasionalistis untuk mengatakan yang sebenarnya, yang kamu rasa adalah aib nasional,” tulis pembelaan pemimpin redaksi Bild.
Reichelt melanjutkan agar Xi Jinping menjelaskan hal ini kepada para korban virus Corona di seluruh dunia.
“Kedutaan Anda memberi tahu saya bahwa saya tidak hidup sesuai dengan persahabatan tradisional bangsa kami. Saya kira Anda menganggapnya sebagai ‘persahabatan’ yang hebat ketika Anda sekarang dengan murah hati mengirim masker ke seluruh dunia. Ini bukan persahabatan, saya menyebutnya imperialisme yang tersembunyi di balik senyum: Kuda Troya,” tulis Reichelt.
ild sebelumnya pernah terlibat perseteruan dengan Kedutaan Besar Cina di Berlin setelah surat kabar itu mengundang aktivis Hong Kong Joshua Wong ke Jerman pada September 2019, pada puncak protes massa terhadap meningkatnya pengaruh Beijing.
(Agung)