spot_img
Minggu 19 Mei 2024
spot_img
More

    Covid-19 Mewabah, Pelaku Usaha Terancam Gulung Tikar

    GARUT, FOKUSJabar.id: Sektor dunia usaha kini menghadapi beban yang sangat berat di tengah wabah Corona Virus Disease (Covid-19) yang sebelumnya tak pernah terpikirkan oleh para pelaku usaha.

    Belum genap 1,5 bulan, para pelaku usaha dibuat kalang kabut. Bagaimana tidak, pemasukan menipis karena penjualan terganggu. Sementara beban pengeluaran setiap hari terus berjalan. Dampak Covid-19, dunia usaha diambang kebangkrutan massal.

    Kondisi tersebut menurut Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Pengusaha Kreatif Nasional (APKN) Kabupaten Garut, Anton Heryanto harus menjadi perhatian pemerintah.

    Meski daya tahan pengusaha di Indonesia berbeda (tergantung sektornya), namun secara umum mereka hanya akan kuat atau bertahan hingga tiga bulan ke depan jika Covid-19 belum berakhir.

    Tingkat keparahan dan durasi dari wabah Covid-19 merupakan kuncinya. Semakin parah pandemi virus Corona dan semakin lama durasinya, maka semakin rusak ekonomi Indonesia.

    “Hasil diskusi kita di APKN seluruh Indobesia dan pelaku sektoral, kesimpulan sementara daya tahan cash flow kita hanya sampai bulan Juni 2020. Jika lewat, tidak akan sanggup membiayai pengeluaran, tanpa pemasukan (gulung tikar),” ungkap Anton yang juga selaku Dewan Penasihat Sinergi Nawa Cita Indonesia (SNCI), Minggu (12/4/2020).

    Salah satu solusi dari kebangkrutan, sambung Anton, menurunkan beban biaya karyawan (gaji, THR dsb), beban pajak, overhead listrik, gas dan sejenisnya, cicilan utang, bunga, asuransi dan iuran BPJS serta pensiun.

    Baca Juga : Perbatasan Kota Tasikmalaya Diperketat, Persempit Penyebaran Covid-19

    “Jika saat ini perusahaan dipaksa untuk membayar beban-beban itu, dipastikan gulung tikar dan jumlah pengangguran meningkat,” terang dia.

    Pihaknya mendorong pemerintah bertindak cepat mencegah kebangkrutan ekonomi. Caranya, antara lain ada pada kebijakan fiskal untuk membebaskan atau setidak-tidaknya menangguhkan untuk jangka waktu yang cukup berbagai beban biaya.

    Semisal pajak dengan segala bentuk dan turunannya, beban karyawan dengan segala pengeluaran yang terkait, beban overhead seperti listrik dan sejenisnya.

    Untuk itu, Anton mengajak semua komponen masyarakat bersinergi bersama-sama dan bahu membahu menghadapi serangan biologis ini. Lepaskan kepentingan individu atau kelompok, terlebih kepentingan politis like and dislike dengan menggulirkan isu yang justru membuat konsentrasi kita menghadapi Covid 19 menjadi tidak fokus.

    “Yuk, kita lepaskan semua kepentingan yang bisa membuat masyarakat bingung dan menjadi korbannya,” pungkas dia.

    (Bam’s)

    Berita Terbaru

    spot_img