BOGOR, FOKUSJabar.id: Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan membagikan sembako kepada warga di Istana Kepresidenan Bogor pada Sabtu (11/4/2020) malam setelah sebuah video masyarakat yang berbondong-bondong mendatangi istana Bogor viral di media sosial. Metode pembagian yang dilakukan Jokowi ditengah pandemi Covid-19 pun dikritik berbagai pihak.
Seperti diungkapkan sosiolog dari Universitas Indonesia, Imam Prasodjo. Imam menilai, metode pembagian yang dilakukan Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor justru menimbulkan kerumunan warga dan berpotensi memperluas penularan Covid-19.
“Belajar dari kejadian sebelumnya, pembagian bantuan seperti cara ini dapat mengakibatkan massa berdesakan, berhimpitan, dan mengorbankan warga,” ujar Imam seperti dilansir tempo.co, Minggu (12/4/2020).
Imam mengerti jika tujuan Jokowi adalah baik dengan melakukan inisiatif melakukan aksi kepedulian dan patut dipuji. Meski demikian, dkirinya meminta Jokowi tak lagi melakukan pembagian bantuan dengan cara seperti tersebut.
BACA JUGA: Cegah Kriminalitas, Tim Gugus Tugas Covid-19 Gencar Patroli
“Saya pernah mengusulkan sebelumnya, penyaluran bantuan bisa menggunakan tenaga Ojek Online atau Mobil Online dengan aplikasi yang telah banyak tersedia. Bisa dilakukan secara ‘door to door’, langsung ke rumah sasaran,” terangnya.
Untuk sebaran bantuannya, Imam menyebut Geographical Information System (GIS) yang sudah tersedia. Contohnya peta pelanggan listrik PLN 450 VA yang sudah dilengkapi titik koordinat.
Dari peta dasar tersebut, para pelanggan PLN yang diduga sebagian besar adalah warga pra-sejahtera, dapat diverifikasi, dilengkapi dan diperbaiki. Dengan peta sasaran yang valid sesuai tujuan, lanjutnya, paket-paket bantuan dapat segera disalurkan.
“Saya yakin, sistem penyaluran seperti ini dapat dikembangkan lebih baik dengan melibatkan ahli IT, aktivis sosial, dan para petugas lapang dan banyak lagi. Telah banyak pengalaman dalam penyaluran bantuan saat terjadi bencana,” tegasnya.
Sementara itu, pihak istana justru membantah jika Presiden Jokowi melakukan bagi-bagi paket sembako di Istana Kepresidenan Bogor. Meski demikian, pihak istana tidak menyangkat terkait video yang beredar di media sosial.
“Informasi jika Presiden bagi-bagi paket sembako ke masyarakat di Bogor, Sabtu malam, tidak benar. Masyarakat berbondong-bondong datang ke seputaran Istana Kepresidenan Bogor karena mengira Presiden Jokowi akan membagikan paket sembako,” ujar Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Negara, Bey Machmudin seperti dilansir kompas.com, Minggu (12/4/2020).
Bey menuturkan, Presiden Jokowi justru membagikan paket tersebut pada Kamis dan Jumat sebelumnya. Pembagian dilakukan Presiden Jokowi saat pulang dari Istana Merdeka, Jakarta ke Istana Bogor.
“Presiden itu pulangnya ke arah (Jalan) Medan Merdeka Barat, ke arah Harmoni terus pulang menuju Kemayoran. Nah, sepanjang Kemayoran itu presiden membagi-bagikan paketnya. Ada 400 paket yang dibagikan. Isinya terdiri dari beras, minyak, mie instan, kecap, susu, dan kebutuhan pokok lain,” ujar Bey.
Antusiasme masyarakat seperti yang terlihat di video karena informasi tidak jelas sumbernya yang beredar di masyarakat jika akan ada pembagian bahan pokok oleh Presiden Jokowi. Apalagi setiap jelang bulan Ramadhan, Presiden Jokowi sering membagikan bnahan pokok ke masyarakat Bogor setelah petang.
“Masyarakat mengira Presiden akan membagikan paket lagi pada Sabtu malam, sehingga berinisiatif mendatangi titik di mana presiden membagikannya pada malam sebelumnya,” pungkasnya.
(ars)