Kamis 12 Desember 2024

150 Anggota Keluarga Kerajaan Saudi Terinfeksi Covid-19?

SAUDI, FOKUSJabar.id: Sekitar 150 anggota keluarga kerajaan Arab Saudi disebutkan terinfeksi virus Corona atau Covid-19. Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dan putra mahkota, Mohammed bin Salman pun disebut telah mengasingkan diri untuk menghindari wabah.

Dikutip kompas.com dari New York Times, Rabu (8/4/2020), keluarga kerajaan Saudi diperkirakan memiliki sekitar 15 ribu anggota. Dari total tersebut, disebut sumber yang dekat dengan keluarga kerajaan, sebanyak 150 keluarga kerajaan dilaporkan tertular Covid-19. Salah seorang yang terkonfirmasi positif Covid-19 adalah emir (gubernur) ibu kota Riyadh sekaligus Pangeran Saudi, Faisal bin Bandar bin Abdulaziz Al Saud dan saat ini dalam perawatan intensif.

Kondisi gubernur Riyadh pun dikonfirmasi dua dokter yang memiliki ikatan dengan rumah sakit elit serta dua lainnya yang dekat dengan keluarga kerajaan. Dokter yang merawat anggota kerajaan pun disebut-sebut sedang mempersiapkan 500 tempat tidur baru untuk masuknya pasien.

BACA JUGA: Update Covid-19: 10 April 2020, 3.512 Positif, 306 Meninggal 

Sementara Raja Salman (84) dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (34) telah mengasingkan diri untuk menghindari wabah di sebuah istana pulau dekat kota Jeddah di Laut Merah.

Menurut dokter dan orang-orang dekat keluarga, keluarga kerajaan termasuk ribuan pangeran sering melakukan perjalanan rutin ke Eropa. Beberapa diantaranya diyakini telah membawa virus sepulangnya dari perjalanan.

Namun, sumber tersebut tidak bisa menentukan seberapa jauh Covid-19 menyebar di kerajaan. Pihak Arab Saudi hanya mampu melakukan pengujian terbatas.

Kasus pertama yang diakui kerajaan adalah ketika salah seorang keluarga kejaraan yang telah pulang ke rumah setelah mengunjungi Iran. Pemerintah pun merespons dengan mengunci area di provinsi timur kerajaan.

Sebelum kasus pertama dilaporkan, pemerintah telah membatasi perjalanan ke negara di semenanjung Arabia tersebut dan menutup Mekah dan Madinah. Bahkan semua kota besar pun telah dikunci atau lockdown.

Pihak berwenang pun menghentikan semua perjalanan udara dan darat, baik antar provinsi maupun ke luar. Mereka mengindikasikan akan membatalkan haji yang dijadwalkan dilaksanakan musim panas ini.

Tiga dokter yang memiliki hubungan dengan rumah sakit di kerajaan itu mengatakan wabah terbesar terjadi di kalangan non-Saudi. Buruh migran dari Asia Tenggara atau negara-negara Arab miskin membentuk sekitar sepertiga dari populasi kerajaan yakni sekitar 33 juta.

Sebagian besar hidup berdesakan bersama di kamp-kamp besar, tidur berdesakan, pergi kerja dengan bus. Kondisi ideal untuk penularan virus.

Menteri Kesehatan Tawfiq al-Rabiah memperingatkan, epidemi baru saja dimulai. Jumlah infeksi selama beberapa pekan ke depan ditaksir akan mencapai 10 ribu sampai 200 ribu kasus.

(ars)

Berita Terbaru

spot_img