GARUT,FOKUSJabar.id: Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di Indonesia semakin massif. Sejumlah Provinsi ditetapkan sebagai zona merah Virus Corona. Salah satunya, Provinsi Jawa Barat.
Di Kabupaten Garut itu sendiri, setiap hari terus meningkat. Menurut data dari Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 hingga Rabu (8/4/2020) tercatat, 2 orang positif, 1.815 Orang Dalam Pemantauan (ODP), 29 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 177 Orang Tanpa Gerjala (OTG).
Bupati Garut, Rudy Gunawan menyadari bahwa Covid-19 tak hanya mengancam kesehatan, tetapi juga berdampak pada perekonomian masyarakat.
Baca Juga: Pelanggaran Etika DPRD Garut, BK Siap Profesional
Oleh karena itu, per tanggal 7 April 2020, menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 746/1041/REK tentang Bantuan Sosial kepada Masyarakat yang memiliki Pinjaman kepada lembaga keuangan yang tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
“Sayangnya, kebijakan Pak Rudy Gunawan mendapat sorotan atau kritikan dari sejumlah anggota DPRD Garut. Mereka diantaranya mengatakan, kebijakan Bupati ‘konyol,’ kurang tepat dan pemberian Rp10 milyar ke Bank Emok harus dibatalkan,” kata Anggota Dewan Penasehat Sinergi Nawa Cita Indonesia (SNCI), Anton Heryanto D, Kamis (9/4/2020).
Sambung dia, nampaknya sejumlah anggota DPRD Garut tidak paham dan peka dengan kondisi saat ini yang terhimpit ekonomi karena Covid-19.
“Situasi seperti ini butuh kebersamaan semua pihak. Lepaskan ego pribadi atau kelompok yang tidak memberikan solusi konkret,” tegas Wakil Ketua MPO Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Garut ini.
Jika ada hal-hal yang dirasa kurang tepat/berkenan, seharusnya pihak legislatif sebagai lembaga pemerintah mengundang kepala daerah untuk berdiskusi atau mengadakan rapat pimpinan bersama unsur Forkopimda, bukan malah malah berbicara ke publik melalui media massa. Terlebih tidak memberikan solusinya.
“Mereka terkesan mencari perhatian dalam situasi Covid-19,” imbuhnya.
“Sebaiknya Pak Dedi Suryadi tidak menggunakan kata ‘konyol’ atas keputusan kepala daerah. Bisa menggunakan kata kurang tepat atau kata lain yang mencerminkan beliau sebagai wakil rakyat paling senior,” pungkas anggota Dewan Penasehat SNCI.
(Andian/Bam’s)