BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat melalui Balai Laboratorium Kesehatan Daerah atau yang lebih dikenal Labkesda berkomitmen percepat penanganan Covid-19. Salah satunya dengan diadakannya Balai Laboratorium khusus dalam memeriksa sampel Covid-19.
Keberadaan Balai Laboratorium ini menjadi bagian paling penting dan signifikan dalam kampanye Jawa Barat menanggulangi dan melawan virus tersebut.
Unit Pelayanan Teknis Daerah milik Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar ini menjadi laboratorium rujukan provinsi dalam pemeriksaan sampel Covid-19. Baik yang dilakukan melalui metode rapid diagnositic test (RDT) maupun polymerase chain reaction (PCR).
Menurut Penanggungjawab Laboratorium dr Ryan B Ristandi, pihaknya telah mengambil sampel dari empat klaster penyebaran Covid-19. Yakni klaster Seminar Anti Riba Bogor, GPIB Bogor, GBI Lembang, dan Musda HIPMI Jabar di Karawang.
BACA JUGA: Covid-19 Picu Penundaan Pelatihan Calon Petugas Haji
“Kami merupakan laboratorium rujukan provinsi untuk Covid-19 ini. Jadi semua hasil swab test terkait Covid-19 semuanya diperiksa dengan PCR di kami, termasuk di empat klaster tersebut,” kata Ryan.
Menurut dia, saat ini balai memiliki kemampuan memeriksa 96 sampel per hari. Namun dalam dua minggu terakhir sampel terus berdatangan secara cepat sehingga kini Labkesda sudah punya antrean hingga 300 sampel.
Untuk itu, pihaknya harus memprioritaskan sampel mana saja yang harus lebih dahulu keluar untuk mengetahui epidemologi atau peta persebaran virus positif di Jabar.
“Satu kali swab test idealnya hasil sudah keluar lima jam. Tapi karena sudah ada 300- 400 sampel yang mengantre, kami harus memprioritaskan sampel mana yang harus duluan keluar hasilnya,” kata dia.
Untuk memeriksa sampel Covid-19, Balai Laboratorium Jabar bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) serta Pusat Nanosains & Nanoteknologi Institut Teknologi Bandung (ITB).
“Selain dengan Unpad dan ITB, kami juga sinergi dengan STIH terutama dalam PCR,” kata Ryan.
Balai Laboratorium Jabar juga sedang mempersiapkan laboratorium satelit bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk penanganan Covid-19 di wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi. Tes swab pun dapat dilakukan secara mandiri agar deteksi serta penanganan lebih responsif tanpa harus menunggu Pemerintah Pusat.
Dalam kompetensinya, Balai Laboratorium Jabar sendiri mengantongi sertifikat Laboratorium Penguji dan Laboratorium Medik dari Komite Akreditasi Nasional. Juga memiliki sertifikat Bio Safety Laboratory 2 Plus dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
“Sertifikat ini dikeluarkan bagi laboratorium yang telah memiliki sistem keamanan tes virus terutama untuk petugas sesuai standar WHO,” katanya.
Bagian dari Bio Safety Laboratory WHO, Balai Laboratorium Jabar memiliki bio safety cabinet yakni sebuah lemari khusus untuk menyimpan sampel virus dengan steril dan aman sehingga tidak bocor dan membahayakan masyarakat.
“Bio safety cabinet ini merupakan lemari khusus yang semakin meningkatkan keamanan petugas laboratorium,” kata Ryan.
Saat ini Balai Laboratorium Jabar telah memiliki tiga alat PCR dengan proses ekstraksi dilakukan secara manual. Namun dalam waktu dekat, Balai akan mendapat tambahan alat PCR dua unit dan ekstraksi dua mesin.
“Selama ini bottleneck-nya saat ekstraksi karena masih manual. Tapi dengan ada bantuan mesin, proses akan lebih cepat,” kata Ryan.
Labkesda Tetap Buka
Meski disibukkan dengan pemeriksaan sampel COVID -19, namun Labkesda tetap membuka layanan umum seperti biasa. Sekitar 40-50 sumber daya manusia terdiri dari dua dokter spesialis, dua dokter umum, perawat, serta 40 analis senior bertaraf internasional, siap melayani masyarakat.
“Selain COVID-19, layanan umum kami juga tetap buka,” tambahnya.
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan di balai yang berlokasi di Jalan Sederhana, Kota Bandung diantaranya pemeriksaan kimia klinik seperti gula darah, koleterol, triglisterida, asam urat, kreatinin, SGOT- SPGT. Lalu pemeriksaan hematologi seperti trombosit, leukosit, hematokrit. Kemudian pemeriksaan imunologi seperti hepatitis, HIV, TORCH, dengue. Pemeriksaan mikrobiologi seperti TBC, kolera, tipus serta pemeriksaan USG.
“Selama wabah ini kami bekerja sudah seperti di rumah sakit. Kami bekerja dalam beberapa shif. Sebetulnya Pak Gubernur telah mengizinkan kami untuk WFH (work from home), tapi untuk saat ini belum bisa,” kata Ryan.
Ryan berpesan kepada masyarakat, agar tidak menganggap remeh virus ini dengan mematuhi segala anjuran pemerintah dalam hal ini Pemprov Jawa Barat. Termasuk dengan Social Distancing, Physical Distancing, termasuk kebijakan terbaru yakni Pembatasan Sosial Skala Besar (PSSB).
Masyarakat pun diimbau untuk senantiasa menjaga kesehatan, makan makanan gizi seimbang, istirahat cukup minimal tidur delapan jam, perbanyak minum air putih, olah raga teratur, serta asupan sinar matahari pagi.
“Jangan lupa bahagia. Karena kalau kita bahagia, imun kita meningkat,” pungkasnya.
(Asep/LIN