BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menambah jumlah anggaran penanganan Covid-19 menjadi Rp298,2 milyar dari sebelumnya Rp75 milyar. Dari total anggaran tersebut, sebesar Rp218,2 milyar dialokasikan untuk jaring pengamanan sosial.
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna mengaku, untuk jaring pengamanan sosial sudah ditetapkan jumlahnya di sekitar 137 ribu Kepala Keluarga (KK). Dan sekitar 60 ribu KK lebih sudah ditangani melalui dana dari pemerintah pusat
“Kami sudah menghitung keluarga-keluarga yang tidak termasuk dalam golongan yang diberi bantuan pemerintah pusat. Perhitungan itu berdasarkan data langsung yang dihimpun dari kewilayahan. Ada sekitar 56.568 KK sebagai jumlah tambahan berdasarkan hasil pendataan aparat kewilayahan.
Ema yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung mengaku, data tersebut masih dinamis sejalan dengan perkembangan kondisi di masa pandemi ini. Setidaknya, tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung telah memprediksi kebutuhan untuk tiga bulan ke depan.
“Yang namanya menginventarisasi orang terdampak pandemi tidak bisa sama, jadi data ini dinamis. Namun kita bersepakat dengan prediksi linear 3 bulan ke depan, ambil angka maksimal diperkirakan 98 ribu kepala keluarga. Tentu kita berharap wabah ini tidak akan berlangsung lama,” terangnya.
Baca Juga: Ratusan Kyai dan Ulama di Ciamis Jalani Rapid Test Covid-19
Dengan angka maksimal 98 ribu KK ini, lanjutnya, maka ada sekitar 235 ribu KK yang akan menjadi perhatian pemerintah. Saat ini, tim masih mematangkan mekanisme pembagian bantuan kepada warga, baik nominal maupun sistemnya.
“Untuk Kota Bandung, kemungkinan akan disamakan dengan Provinsi Jawa Barat yaitu Rp500.000. Tapi bentuknya masih digodok, apakah uang atau barang. Kalau efektivitas sistem uang lebih mudah, nanti kita kerja sama dengan PT Pos Indonesia bagaimana cara distribusinya agar tidak berkerumun,” tuturnya.
Selain untuk jaring pengamanan sosial, Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung memprioritaskan penggunaan anggaran untuk penanganan wabah secara langsung. Salah satunya penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) dan penunjang alat kesehatan lain yang menjadi prioritas pertama.
“Prioritas kita tetap pada penyediaan APD, masker, disinfektan, dan obat-obatan lain. Untuk para tenaga medis yang sedang bertugas, Pemkot sudah siapkan rumah singgah, sehingga tidak ada lagi istilah mereka tidak bisa pulang karena alasan sosial. Seandainya dia ODP lalu eskalasi meningkat, Hotel Gino Ferucci sudah siap. Tinggal kita pikirkan logistiknya,” pungkasnya.
(Yusuf Mughni/ars)