GARUT,FOKUSJabar.id: Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) tak hanya menghantam para pelaku industri besar, tapi juga ‘membunuh’ para pelaku industri rumahan (home industri) dan pedagang pasar tradisional.
Informasi yang terhimpun FOKUSJabar.id, para pelaku home industri terpaksa menghentikan aktivitasnya karena terkendala bahan baku dan pemasaran. Sementara para pedagang pasar tradisional omzetnya menurun antara 70-80 persen setiap harinya.
Baca Juga: Patilasan Prabu Siliwangi Dipercaya Pembawa Berkah
Tak terkecuali para pelaku industri rumahan di Desa Sukaluyu, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sedikitnya tujuh industri rumahan (kecil dan memengah) berhenti beroperasi lantaran tak bisa memasarkan hasil produksinya.
Mereka hanya bisa pasrah menunggu berakhirnya wabah Covid-19. Tentu bantuan dari pemerintah sangat berarti untuk menyambung hidup keluarganya.
Perintis industri rumahan yang memproduksi tas olahraga asal Kampung Panyeusepan, Desa Sukaluyu, Dede Combet mengatakan, sejak Covid-19 mewabah dan dan pemerintah memberlakukan Social Distancing (pembatasan sosial), dia menghentikan produksinya. Terlebih, semua toko di kota-kota besar yang menerima hasil produksinya tutup.
“Lelah melawan Corona, Saya menyerah dan hanya bisa pasrah menunggu uluran tangan pemerintah,” ucap Combet kepada FOKUSJabar.id, Minggu (5/4/2020).
Dia mengaku, sejak menghentikan aktivitasnya hingga kini belum menerima bantuan yang sudah digembor-gemborkan pemerintah.
“Biaya hidup sehari-hari terus berjalan seiring meroketnya harga sejumlah bahan pokok,” ungkap Dede.
Sementara salah satu pedagang pakaian di pasar Kadungora, Imas menyatakan, penghasilan setiap harinya merosot hingga 80 persen menyusul tingkat kunjungan pembeli menurun drastis.
“Efek dari wabah Covid-19 berimbas terhadap daya beli masyarakat,” singkat Imas.
Scara terpisah, Ketua LSM Laskar Garut Mandiri (Lagam), Yudi Setia Kurniawan meminta pemerintah segera mencairkan bantuan bagi masyarakat terdampak Covid-19. Terlebih, Pemerintah Desa (Pemdes) melalui RT/RW sudah melakukan pendataan.
“Jangan ditunda-tunda, segera cairkan bantuan bagi terdampak Covid-19,” tegas Yudi.
Seperti diketahui, saat ini pemerintah pusat melalui kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui PT PLN (Persero) memberikan token listrik gratis sebagai kompensasi ditengah wabah Covid-19.
PT PLN (Persero) mendukung penuh kebijakan Pemerintah yang membebaskan pembayaran listrik bagi 24 juta pelanggan rumah tangga dengan daya 450 Volt Ampere (VA) dan 7 juta pelanggan dengan daya 900 VA bersubsidi akan mendapatkan diskon sebesar 50 persen selama tiga bulan.
(Andian/Bam’s)