AMERIKA SERIKAT, FOKUSJabar.id: Jumlah kasus infeksi virus corona di Amerika Serikat (AS) merupakan tertinggi di dunia yakni mencapai 85.377 orang, dan sudah melampaui Cina. Jumlah pasien meninggal dunia akibat virus corona di AS pada Jumat (27/3/2020) mencapai 1.295 orang.
Angka itu melewati Cina dan Italia. Cina tercatat memiliki 81.340 kasus Covid-19 dengan 3.292 orang meninggal, sementara Italia dibawah Cina yaitu 80.589 kasus
Jumlah kasus corona di AS melonjak sangat tinggi setelah Negeri Paman Sam menemukan 17.166 kasus baru dan 268 kematian dalam sehari kemarin.
Dengan begitu, angka infeksi AS berada paling tinggi. Meski begitu, AS ada di urutan keenam untuk kasus kematian karena virus corona.
Baca Juga: Darurat Corona, Pemkot Bandung Imbau Pusat Perbelanjaan Tutup Sementara
Akan tetapi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada 63.570 kasus virus corona di Amerika Serikat, dengan 884 kematian.
Kasus virus corona di AS menyebar ke seluruh 50 negara bagian. Dilansir The Guardian, terbanyak terdapat di Negara Bagian New York dengan total 37.877 kasus dan 385 kematian per hari ini.
Melansir CNN, lonjakan besar kasus corona ini membuat rumah sakit di AS kewalahan karena permintaan fasilitas kesehatan yang terus meningkat sementara tenaga dan alat medis terbatas.
Salah satu rumah sakit, New York Bellevue Hospital Center bahkan terpaksa membangun kamar mayat darurat menggunakan tenda dan truk pendingin lantaran keterbatasan kapasitas ruangan.
Salah satu perawat di Rumah Sakit Long Island menuturkan jumlah pasien yang masuk sudah melebihi kapasitas yang bisa ditangani petugas medis hingga mengancam kesehatan para perawat dan dokter.
“Saya belum tidur karena pikiran saya terus bergeming saya tidak mau mati. Saya menangis di kamar mandi saat istirahat, ketika saya melepas baju APD dari tubuh saya yang berkeringat, saya membuka masker wajah dan itu benar-benar membekas di wajah saya. Saya menangis sepanjang perjalanan pulang,” ucap perawat itu dalam tulisannya di media sosial pribadi.
Perawat yang tak disebutkan namanya itu mengatakan setiap orang yang masuk ke rumah sakit selalu “batuk tanpa henti, berkeringat, demam, dan ketakutan di wajah mereka.”
“Saya menangis untuk orang yang meninggal. Saya menangis karena kami di sini mengintubasi lima pasien hanya dalam 10 menit dan saya ketakutan. Saya menangis untuk rekan kerja saya, karena kami tahu ini akan menjadi lebih buruk,” paparnya.
(Agung)