BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pemeritah provinsi Jabar tidak tinggal diam terhadap banjir yang melanda Kabupaten Karawang dan sekitaranya, program Citarum Harum digalakan untuk atasi banjir Karawang.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan, untuk masalah itu lewat Citarum pihaknya telah menyiapkan lahan seluas 12.000 hektar yang akan dikembalikan menjadi hutan tahun ini, sehingga kawasan itu akan dapat menjadi tangkapan air hujan dan mampu mencegah banjir serta longsor.
Emil panggilan akrab Ridwan Kamil menekankan, pentingnya nilai ekonomi dari lahan yang akan dihutankan tersebut. Dengan demikian gerakan 50 juta pohon harus segera dilakukan untuk mengisi hutan.
“Penanaman ini melibatkan masyarakat, mereka yang bahagia akan menanam pohon. Mereka yang mau menikah, yang naik pangkat, atau mendapatkan IMB (Izin Mendirikan Bangunan),” kata Emil, dalam rilis yang diterima Rabu (4/3/2020).
Selain itu program lainya kata Emil, sudah melakukan percepatan antibanjir seperti pembuatan bendungan seperti Bendungan Cibeet di Karawang.
Sementara itu, Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono mengatakan luas lahan kritis yang terdapat di area DAS Citarum mencapai 15.000 hektare di dalam kawasan, dan 64.000 hektare di luar kawasan. Sepanjang 2019 pihaknya telah menanam sebanyak 1,5 juta pohon untuk mengkonservasi lahan kritis.
“Untuk tahun ini kami fokus melakukan penanaman untuk lahan kritis yang berada di dalam kawasan. Targetnya 1 juta pohon,” ujarnya.
Kemudian Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan, permasalahan banjir tidak dapat diselesaikan secara sektoral tetapi dengan kolaborasi. Kemudian perlu menyusunan program terintegrasi baik dari hulu, tengah hingga hilir.
“Tidak dipungkiri permasalahan yang dihadapi sangat kompleks, seperti tata guna lahan untuk pertanian, perkebungan, urbanisasi atau kegiatan merusak hutan secara destruktif, penambangan atau pun penebangan ilegal,” ucapnya.
Doni mencotohkan, kondisi di bagian hulu yang terjadi adanya alih fungsi lahan. Penanaman semusim bisa berdampak pada ekosistem di wilayah itu.
“Seperti banyaknya ditemui green house di wilayah Sarongge Puncak Cipanas. Dia menambahkan penyelesaian pada bagian hilir saja tanpa melihat kondisi hulu hanya akan menghabiskan energi yang sangat besar,” tuturnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang masih tetap siaga bencana.
Sekretaris BPBD Karawang Supriyatna mengatakan, selama beberapa hari terakhir curah hujan memang menurun, tetapi sifatnya fluktuatif dan masih berpotensi hujan dengan intensitas tinggi.
“Atas hal itu, petugas masih terus siaga. Kami pun memberikan bantuan untuk korban banjir yang tidak hanya bersumber dari pemerintah, tapi juga pihak ketiga,” katanya.
Sementara itu, sebelumnya banjir sempat merendam puluhan rumah di 89 desa yang tersebar di 29 kecamatan sekitar Karawang. Saat ini, banjir sudah surut dan hanya enam kecamatan yang masih dilanda banjir. Enam kecamatan itu di antaranya Kecamatan Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Rengasdengklok, Tempuran, Pakisjaya, dan Batujaya. Di enam kecamatan itu, sebanyak 14.000 jiwa masih terdampak banjir. (As)