BANDUNG,FOKUSJabar.id: Beberapa program latihan salah satunya Judo yang telah disusun pengurus cabang olahraga di Jawa Barat untuk persiapan PON XX terancam batal terlaksana. Hal ini seiring dengan wabah virus corona (COVID-19) yang sudah mulai menyerang Indonesia.
Pelatih Kepala Tim Judo PON XX Jabar, Arnold Silalahi menuturkan, pada bulan Maret-April ini pihaknya sudah memprogramkan untuk menggelar uji coba dalam bentuk try in dan try out. Namun seiring dengan wabah virus corona, program yang sudah disusun tersebut kemungkinan besar akan dibatalkan.
Pada program try in, pihaknya berencana mengundang lima negara di Asia Tenggara untuk berlatih bersama dan melakukan uji tanding di Jabar. Kelima negara tersebut yakni Vietnam, Thailand, Singapura, Philipina, dan Malaysia.
Baca Juga : PON XX Diundur, Pelatda Sepatu Roda Jabar Kembali Terapkan Promosi Degradasi Atlet
“Rencana ini sudah kita rancang jauh-jauh hari dan akan dilaksanakan di bulan April 2020 sebelum puasa. Bahkan organisasi olahraga judo di lima negara tersebut sudah menyatakan kesiapannya. Tapi dengan kondisi saat ini, kemungkinan besar tidak terlaksana. Beresiko juga kalau kita datangkan mereka maupun kita ke sana,” ujar Arnold saat ditemui di gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/3/2020).
Selain itu, rencana untuk melakukan latihan dan uji tanding di Provinsi Bali dan Jawa Timur pun dipastikan batal digelar. Program latihan dan uji tanding di dua provinsi tersebut, sebelumnya diagendakan digelar pada akhir Maret 2020.
“Itu pun ditangguhkan. KONI Jabar sendiri sudah menginformasikan untuk tidak dulu bepergian keluar kota maupun keluar negeri. Atau mengundang dari luar kesini,” tambahnya.
Hal tersebut, diakui Arnold, sangat mengganggu program latihan atlet judo Jabar yang sedang dipersiapkan untuk PON XX. Program uji tanding tersebut merupakan program yang sangat penting dan harus dilakukan untuk mendukung kesiapan atlet menuju PON XX.
“Kondisi saat ini dalam latihan, kita kekurangan porsi latih tanding atau sparing partner. Masalahnya, kuota kita hanya satu atlet per kelas dan kalau pun melakukan latih tanding dengan juniornya sangat jomplang dan jauh. Kondisi ini berbeda saat persiapan PON XIX, dimana kita mendapatkan kuota dua atlet per satu kelas,” tuturnya.
Selain pelaksanaan try in tersebut, lanjutnya, rencana melakukan pemusatan latihan dan latih tanding di Korea Selatan pun kemungkinan besar diundur. Pasalnya, kota yang biasa menjadi lokasi pemusatan latihan atlet asal Jabar yakni Gyeongsangbuk-Do sudah dinyatakan tertutup.
“Kita menunggu bagaimana perkembangan disana sampai sekitar bulan Mei 2020. Apakah dimungkinkan untuk kembali berlatih di sana (Korea Selatan) seperti saat PON XIX atau tidak. Kita sangat membutuhkan uji coba ini karena memang sangat kurang pada saat ini, minimal kita melaksanakan satu kali try in dan satu kali try out,” tegasnya.
Saat ini, tim Judo PON XX Jabar melakukan latihan sebanyak dua kali sehari di padepokan Judo Jawa Barat, komplek olahraga Pajajaran, Jalan Pajajaran Kota Bandung. Tim judo PON XX Jabar dihuni oleh 21 orang atlet yang akan berlaga di 19 nomor pertandingan yakni 8 nomor tanding putra, 8 nomor tanding putri, nage no kata putra, juno kata putri, dan satu nomor campuran.
Judo sendiri merupakan cabang olahraga andalan Jabar di ajang PON. Pada PON XIX tahun 2016 lalu, Jabar menjadi juara umum cabang olahraga Judo dengan raihan 12 medali emas, 5 perak, 12 perunggu dari total 22 kelas yang dipertandingkan.
“Kita bertekad untuk bisa mempertahankan prestasi yang sudah diraih, tapi kondisinya seperti ini. Kita pun sudah meminta dukungan tenaga fisioterapis medis untuk mengatasi permasalahan atlet, sampai saat ini belum ada dari KONI Jabar. Masa latihan persiapan awal ini latihannya lebih banyak difokuskan ke fisik sehingga volumenya tinggi dan itu perlu didukung dengan kebugaran atlet,” pungkasnya.
(Ageng)
