Kamis 12 Desember 2024

Mirip HIV, COVID-19 bahkan 1.000 Kali Lebih Kuat dari Sars

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Penelitian terbaru yang dilakukan ilmuwan China dan Eropa menunjukkan infeksi virus corona yang tengah mewabah COVID-19 (Coronavirus disease 2019) mirip dengan Human Immunodeficiency Virus atau HIV.

Dalam studi tersebut ditemukan bahwa virus corona memiliki mutasi serupa HIV yang artinya punya kemampuan untuk mengikat sel manusia 1.000 kali lebih kuat dibandingkan Sars atau sindrom pernapasan akut parah.

Studi yang dipimpin oleh Profesor Ruan Jishou dari Nankai University ini menganalisis urutan genom dari virus corona dan membandingkannya dengan sejumlah virus lain seperti Sars yang juga dari keluarga corona, HIV, dan Ebola.

Peneliti menemukan bagian gen yang bermutasi di virus corona justru tidak ada di Sars, tetapi serupa dengan yang ada di HIV dan Ebola.

“Temuan ini menunjukkan bahwa 2019-nCoV [virus corona baru] mungkin sangat berbeda dari Sars coronavirus di jalur infeksi. Virus ini menggunakan mekanisme pengemasan virus lain seperti HIV,” kata peneliti dalam penelitiannya yang dipublikasikan di Chinaxiv, seperti dilansir CNN, Sabtu (29/2/2020).

Mutasi gen dalam virus corona menghasilkan pembelahan yang membuat lonjakan protein jumlah virus di dalam tubuh dan mengikat sel, sama seperti mekanisme yang terjadi pada HIV. Sedangkan Sars memasuki tubuh manusia dengan mengikat protein reseptor pada membran sel.

Metode virus corona baru ini mengikat sel 100 hingga 1.000 kali lebih kuat dibandingkan Sars.

Hasil penelitian ini dikonfirmasi dengan studi lanjutan yang dipimpin oleh Profesor Li Hua dari University of Science and Technology di Wuhan.

Penelitian Li Hua menemukan mutasi di virus corona tidak dapat ditemukan di Sars dan Mers-Cov, dua keluarga virus corona.

“Ini menjadi alasan mengapa virus corona baru lebih menular dibandingkan virus corona lainnya,” kata Li.

Studi lain dari ilmuwan Prancis, Etienne Decroly juga menemukan pembelahan virus corona baru tidak ada pada virus corona sebelumnya.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu menemukan cara terbaik untuk melawan virus corona.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img