BANDUNG, FOKUSJabar.id: Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Kota Bandung meluncurkan Forum Komunikasi Bisnis Koperasi (FKBK) untuk meningkatkan kapasitas koperasi di Kota Bandung. Peluncuran digelar di Hotel Prama Grand Preanger, Jalan Asia Afrika Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/2/2020).
Forum ini merupakan upaya mempertemukan dan mengkoordinasikan koperasi-koperasi untuk saling bermitra dan bersinergi melalui konsep ‘Belanja Bareng’. Dengan konsep ini, koperasi serba usaha memiliki produk berkualitas dengan harga bersaing.
“Dengan forum ini diharapkan harga barang setiap koperasi bisa lebih murah dan saling menguntungkan. Ini sebagai langkah konkret agar daya beli masyarakat meningkat,” ujar Kepala Dinas KUMKM, Atet Dedi Handiman.
Menurutnya, pengembangan jaringan yang kuat serta kerja sama antar koperasi yang erat dan saling menguntungkan merupakan faktor penting dalam menumbuhkan potensi koperasi. Upaya tersebut menjadi bagian tugas Dinas KUKM dalam pembinaan koperasi.
“Kami sudah melakukan berbagai langkah, seperti memfasilitasi temu usaha pengusaha besar dengan koperasi, FGD Jaringan Usaha Koperasi dengan koperasi-koperasi yang berkomitmen untuk belanja bareng,” tambahnya.
Pada program ini, Dinas KUMKM menggaet berbagai perusahaan penyedia barang konsumsi. Seperti Bulog SubDivre Jawa Barat, Indofood, Unilever, dan SB Mart. Selain itu, pihaknya pun memberikan pelatihan kepada koperasi untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna menuturkan, penting bagi koperasi untuk memiliki ‘agility’ sehingga bisa mengikuti perkembangan zaman. Sebab, koperasi harus bersaing dengan banyaknya usaha-usaha besar di Kota Bandung yang jumlahnya lebih dari 800 unit usaha.
“Paradigma ini harus diubah setahap demi setahap. Kalau mengandalkan yang konvensional akan jalan di tempat. Kalau semua koperasi bisa bekerja sama dan didukung teknologi kekinian, saya punya optimisme,” ujar Ema.
Jejaring koperasi menjadi langkah perubahan baru sebagai jawaban atas tuntutan zaman. Ema percaya jika koperasi bergerak bersama, fungsi koperasi sebagai soko guru perekonomian bangsa bisa kembali dijunjung tinggi.
“Kalau bergerak bersama, saya yakin koperasi yang mati suri bisa hidup kembali. Kalau masing-masing, sendiri-sendiri, kita tidak bisa bersaing dengan perusahaan atau pemodal besar. Di Kota Bandung ini ada lebih dari 800 toko modern. Kalau ini tumbuh tidak terkendali koperasi bisa mati,” tegasnya.
Sebagai langkah konkret, Dinas KUMKM memfasilitasi penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara beberapa koperasi yang akan berkolaborasi. Diantaranya Kopontren Daarut Tauhid dan KKP ITB, Koperasi Karyawan Kopertis Wilayah IV, Koperasi Karyawan Fathul Huda, dan Kojamas At-Taqwa.
Penandatangan diikuti koperasi lain di Kota Bandung. Setidaknya, ada 100 koperasi yang sudah tergabung ke dalam JUK ini. Dalam kesempatan tersebut, dilakukan juga pelepasan mobil box kerja sama antar koperasi ‘Belanja Bareng’.
(Yusuf Mugni/ars)