BANDUNG, FOKUSJabar.id: Komisi X DPR RI mendapatkan masukan berharga saat melakukan silaturahmi dan kunjungan kerja ke KONI Kota Bandung, Jalan Jakarta Kota Bandung, Jumat (21/2/2020). Dalam kunjungannya, Komisi X DPR RI diwakili salah satu anggotanya, Ledia Hanifa Amaliah dan diterima langsung Ketua Umum KONI Kota Bandung, Nuryadi beserta jajarannya.
“Kunjungan kerja ke KONI Kota Bandung ini seiring dengan rencana Komisi X DPR RI yang sudah masuk dalam Prolegnas (program legislasi nasional) prioritas yakni revisi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional atau SKN,” ujar Ledia saat ditemui usai melakukan diskusi dengan jajaran pengurus KONI Kota Bandung, Jumat (21/2/2020).
Politisi PKS ini menuturkan, saat ini proses revisi UU SKN sudah masuk dalam tahapan penyusunan draf rancangan undang-undang (RUU). Dalam proses penyusunan draft RUU ini, diperlukan banyak masukan yang tepat dari para praktisi keolahragaan di lapangan.
“Ternyata di luar dugaan saya, sudah banyak hal yang bagus dilakukan di Kota Bandung ini. Mulai dari kerjasama yang baik antara KONI dengan pemerintah kota (pemkot) Bandung,” tambahnya.
Salah satu program, lanjutnya, yang menjadi inovasi baru dari KONI Kota Bandung dan pemkot Bandung yakni terkait asuransi atlet. Pasalnya, asuransi atlet ini tidak banyak dilakukan di kota/kabupaten di Indonesia.
“Selama ini kita semua hanya berpikir penghargaan, kalau menang maka atlet dapat hadiah. Justru selama proses berlatih itulah yang harus dijaga. Ini harus jadi catatan, gak akan bisa seorang atlet menjadi juara kalau tidak kondisi kesehatannya. Termasuk permasalahan pendidikan atlet,” terangnya.
Ledia pun mengaku mendapatkan masukan lain dari hasil silaturahmi dan diskusi dengan jajaran pengurus KONI Kota Bandung. Salah satunya terkait pembagian kewenangan pembinaan keolahragaaan antara kota/kabupaten, provinsi, dan pusat.
“Jika pembagian kewenangan ini berjalan dengan baik maka saya fikir pembinaan pun akan baik. Tak hanya itu kerjasama antara KONI dengan pemerintah pun menjadi hal yang penting,” tuturnya.
Melalui pembagian kewenangan, lanjutnya, akan jelas porsi pembinaan olahraga di setiap daerah. Salah satu hal yang harus juga menjadi perhatian dalam pembinaan keolahragaan yakni proses pencarian bakat yang dimulai dari kota/kabupaten.
Sehingga yang harus menjadi perhatian besar dalam pembinaan olahraga yakni klub-klub yang berada di kota/kabupaten sebagai pencari bakat pertama. Termasuk yang belum tersambung yakni bakat atlet ada di sekolah sebagai cikal bakal atlet untuk level nasional.
“Hasil pertemuan ini akan kita bawa dalam pembahasan rancangan revisi UU SKN. Bagaimana pun harus ada nuansa dari para praktisi olahraga di lapangan seperti di KONI Kota Bandung ini,” tegasnya.
Ketua Umum KONI Kota Bandung, Nuryadi mengaku terhotmat dan bangga dengan kunjungan kerja dari anggota komisi X DPR RI, Ledia Hanifa Amaliyah. Melalui silaturahmi dan diskusi yang dilakukan, pihaknya bisa berbagi pengalaman pembinaan keolahragaan di Kota Bandung.
“Kita berharap, pengalaman di Kota Bandung bisa menjadi masukan untuk revisi UU SKN dan untuk perkembangan olahraga secara nasional. Pembinaan olahraga yang dilakukan Kota Bandung pun bisa diadopsi kota dan kabupaten lain di Indonesia mulai dari sistem kompetisi hingga kesejahteraan atlet dan mantan atlet,” ujar Nuryadi.
Nuryadi berharap, revisi UU SKN pun bisa memberikan alokasi pasti bagoi olahraga dalam penganggaran seperti halnya untuk pendidikan dan kesehatan. Mulai dari tingkat kota/kabupaten, provinsi, hingga pusat.
“Kami di daerah sebagai ujung tombak pembinaan berharap ada bantuan anggaran keolahragaan yang pasti karena pembinaan atlet ini butuh biaya besar. Apalagi Kota Bandung sebagai penyumbang atlet terbanyak bagi nasional di ajang-ajang internasional dan kami berharap bisa memiliki laboratorium mini pembinaan olahraga,” pungkasnya.
(Ageng)
