CIAMIS, FOKUSJabar.id: Sekretaris Jendral Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN), Rd. Radinal Hanif menyampaikan kondisi kratron di seluruh Nusantara pasca pernyataan budayawan Ridwan Saidi.
Raden Hanif menyampaikan keprihatin dari seluruh keraton Nusantara merasa prihatin dengan pkerajaan Galuh dianggap tidak ada. Padahal kerajaan Galuh masuk dalam silsilah keraton Nusantara. Sehingga, banyak kraton memberikan spirit kepada Galuh untuk tidak terpancing emosi.
“Keraton nusantara menitipkan bahwa kita haru melawan emosi diri kita. Ridwan Sidi bukan soal bagi kami, tapi soal Galuh diangkat jangan sampai jadi sebuah nilai keburukan yang nantinya muncul perpecahan. Karena sejatinya Galuh itu sangat damai,” terang dia, saat menggelar sawala budaya dengan para kabuyutan, di kawasan Pancalikan, Situs Karangkamulyan, Sabtu (16/02).
Radinal Hanif, mengemukakan Ridwan Saidi sudah secara terbuka meminta maaf atas statement yang telah membuat warga Tatar Galuh merasa terusik. Baginya dengan cara meminta maaf secara terbuka merupakan upaya itikad baik dari dirinya.
“Galuh sedang diuji kegaluhanya, maka pesan keraton Nusantara Galuh harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan. Karena diketahui kondisi bangsa saat ini sedang diadu domba, sehingga hadirnya Galuh harus menumbuhkan spirit kebersamaan, dengan falsafah Galuh Sadulur, Galuh Saamparan, Wangi Dibuana,” imbuhnya.
Sementara Dewan Adat Jayakarta, Abah Sancang mengatakan bahwa dirinya telah menegur Ridwan Saidi secara langsung. Bahkan Ridwan Saidi telah meminta maaf sedalam-dalamnya kepada seluruh warga Tatar Galuh Ciamis. Bahkan, ada pribadi dari warga Jakarta yang meminta maaf pula kepadanya.
“Ridwan Saidi sudah meminta maaf secara terbuka dan meminta saya untuk menyampaikan permohonan maafnya itu untuk seluruh warga Galuh. Justru kami ucapkan terima kasih kepada Ridwan Saidi, atas pernyataanya itu justru kami warga Galuh dapat bersatu dan menjalin silaturahmi dengan erat,” kata dia.
Diketahui, acara sawala budaya yang dilaksanakan di Situs Ciung Wanara, Karangkamulyan dihadiri oleh seluruh elemen masyarakat dari Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Pangandaran, bahkan datang pula dari Keraton Cirebon. Dalam sawala budaya tersebut dilakukan prosesi tawasul kepada karuhun kerajaan Galuh dan meminta untuk diberikan perlindungan dan dijauhkan dari semua hal yang dapat merugikan semuanya.
(boip/dar)