BANDUNG, FOKUSJabar.id: Jawa Barat menyumbangkan satu atlet dan pelatih dalam tim nasional skateboard yang dipersiapkan mengikuti multieven olahraga dunia, Olimpiade Tokyo 2020. Keduanya yakni Pevi Permana sebagai pelatih kepala tim nasional skateboard dan Wanda Septiadi Wijaya sebagai atlet.
Pevi merupakan peraih medali perunggu pada Asian Games 2018 dan atlet di nomor park pada SEA Games 2019 lalu. Namun untuk Olimpiade Tokyo 2020, Pevi ditunjuk sebagai pelatih kepala tim nasional skateboard Indonesia.
“Total, ada enam atlet skateboard yang dipanggil untuk mengikuti pelatnas Olimpiade Tokyo 2020, salah satunya dari Jabar yakni atlet asal Kota Sukabumi, Wanda Septiadi,” ujar Pevi saat ditemui di lapangan saparua, Jalan Ambon, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (13/2/2020).
Pemusatan latihan timnas skateboard sendiri, lanjutnya, digelar di Pulau Dewata, Bali. Para atlet pun sudah harus masuk dalam pemusatan latihan sejak hari ini, Kamis (13/2/2020).
“Kenapa di Bali? Karena sarana skatepark disana lebih banyak dan punya karakter beda-beda. Jadi kita menilai sangat cocok menjadi lokasi pemusatan latihan,” terangnya.
Selain menggelar pemusatan latihan di Bali, lanjutnya, timnas skateboard pun berencana menggelar pemusatan latihan di Las Vegas, Amerika Serikat. Pasalnya, negeri Paman Sam merupakan barometer olahraga skateboard di dunia.
“Selain pemusatan latihan, atlet pun akan akan mengikuti beberapa kejuaraan di Amerika,” tambahnya.
Terkait peluang atlet Indonesia lolos ke Olimpiade Tokyo 2020, Pevi mengaku cukup optimis. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pun tidak menargetkan jumlah atlet yang lolos dan bisa tampil di ajang multieven olahraga tingkat dunia tersebut.
“Kemenpora tidak menargetkan berapa atlet yang lolos, pokoknya ada atlet Indonesia yang bisa tampil di Olimpiade. Itu sudah menjadi prestasi yang sangat membanggakan,” tegasnya.
Untuk bisa tampil di Olimpiade Tokyo 2020, para atlet harus mengumpulkan poin dengan mengikuti sirkuit skateboard dunia. Dari setiap sirkuit yang diikuti, para atlet bisa mendapatkan poin dan harus masuk dalam jajaran 18 besar untuk bisa berlaga di ajang Olimpiade Tokyo 2020.
“Peluang masih terbuka, ada beberapa nama yang bisa lolos karena memiliki rangking cukup lumayan. Untuk itu, kita akan berupaya agar atlet bisa mengikuti setiap sirkuit untuk meraih poin dan tampil di Olimpiade,” pungkasnya.
(Ageng)