CIAMIS, FOKUSjabar.id: Pimpinan Pondok Pesantren Cijeungjing, Kabupaten Ciamis yang juga putera almarhum KH Aceng Masduki kini banyak diperbincangkan warganet. Sebab, dia poligami diantar istri pertama. Yang tak lazim terjadi.
Siapakah Abah Cijeungjing itu? Nama lengkapnya adalah KH Hafi Muhammad Kafi Firdaus yang juga dipanggil Abah Kuka atau Abah Cijeungjing. Dia juga aktif di media sosial punya facebook dan chanel youtube.
Dia adalah putera KH Aceng Masduki yang akrab dipanggil Abah Uci. Pesantren Cijeungjing berlokasi di Dusun Kidul RT 08/02, Desa Cijeungjing, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis atau sekitar 4 kilometer ke arah Timur Selatan dari pusat Ciamis. Pokoknya kalau mau ke Pangandaran pasti lewat pesantren ini.
Putera dari pendiri dan penyebar jemaah Sholawat Wabarik di Indonesia dan kini memiliki ribuan jemaah. Abah Uci meninggal dalam usia 49 tahun dan dilanjutkan oleh anak bungsunya KH Hafi Muhammada Kafi Firdaus yang akrab dipanggil Abah Kuka.
Kegiatan Pondok Pesantren Cijeungjing dan jemaah Sholawat Wabarik kini berada di bawah naungan Yayasan Abah Kuka Abadi. Abah Kuka Abadi tersebut kependekan dari Angkatan Bersholawat Ahlusunnah Waljamaah Ku Alloh Ka Alloh Salawasna.
Yayasan ini juga menaungi berbagai kegiatan usaha seperti bisnis transportasi, palet, outdoor moeslem wear, tambang, property, food court, termasuk toko kue “Kuka”, serta kedai kopi.
Kegiatan utamanya pengembangan Pondok Pesantren Cijeungjing dan pengajian jemaah Sholawat Wabarik. Kegiatan Sholawat Wabarik ini berlangsung setiap malam Rabu (Selasa Malam) di Pondok Pesantren Cijeungjing.
Pengajian mingguan, namanya Rebo-an. Dihadiri sampai ribuan jemaah, sekitar 2.000 orang. Jemaah Sholawat Wabarik berasal dari berbagai daerah tidak hanya dari Ciamis, tapi juga dari Pangandaran, Banjar, Tasikmalaya, Kuningan, Bandung, bahkan juga dari Jawa Tengah. Sebagian besar memang generasi muda
Viral Poligami Diantar Isteri
Adalah Fikri Habibulloh Muharram santri dan sahabat Abah Cijeungjing yang memviralkan pernikahan Abah Cijeungjing.
Menurut Fikri, pernikahan kedua Abah Hafi diselenggarakan pada Minggu, 2 Februari 2020 di Jombang, Jawa Timur.
Kata Fikri, awalnya, Abah Hafi menolak. Ia sudah cukup bahagia dengan isteri pertama. Namun berkali-kali isteri pertama meyakinkan bahwa menikah lagi akan sangat membantu perjuangannya.
“Abah ‘keukeuh’ menolak. Sedangkan isteri juga ‘kekeuh’ meminta, akhirnya Abah mengalah. Sama isterinya dia meminta agar dicarikan calon, karena Abah tidak punya waktu untuk mengurus hal itu,” ungkap Fikri.
Dari sana rupanya, isteri Abah benar-benar mencari calon. Bahkan mengatur segala sesuatunya terkait pernikahan tersebut.
“Dari cerita Abah Cijeungjing ini, bisa jadi pelajaran, kalau suami ingin menikah lagi, beritahu isteri. Jangan main belakang, apalagi diam-diam. Perasaan isteri harus dihargai, kalau isteri pertama tidak ridho, kan jadinya gimana,” tutupnya. (husen maharaja/dar)