CIAMIS, FOKUSJabar.id: Munculnya klaim kerajaan-kerajaan baru yang dinilai tidak sesuai dengan fakta sejarah di Indonesia merupakan cermin dari ketidakseriusan pemerintah dalam mendalami sejarah dan budaya di Indonesia. Hal tersebut dikemukakan Budayawan asal Garut Dicky Chandra dalam Indonesia Lawyer Club (ILC) beberapa waktu lalu.
Menyikapi hal tersebut Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra mengaku sedikit demi sedikit Pemerintah Kabupaten Ciamis menerapkan nilai-nilai Budaya Galuh yang sarat dengan nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat.
“Masyarakat Ciamis sudah mulai kembali menerapkan nilai luhur Kegaluhan sebagai landasan tatanan bermasyarakat. Kita akan mengaplikasikanya dengan memadukan unsur perkembangan zaman,” ucap Yana, Senin (3/2/2020).
Yana menjelaskan, untuk menerapkan hal tersebut, pemerintah akan menggalakkan wisata budaya lokal. Pasalnya, Ciamis memiliki banyak tempat peninggalan sejarah yang memiliki nilai edukasi yang tinggi seperti Ciungwanara, Situ Lengkong Panjalu, Astana Gede dan situs lainnya yang akan dicanangkan sebagai muatan lokal edukasi wisata sejarah Galuh.
“Sekarang untuk karya wisata, jangan jauh-jauh keluar daerah. Di Ciamis sendiri banyak edukasi sejarah yang perlu dijadikan landasan nilai kehidupan bermasyarakat yang baik,” tegasnya.
Sementara Kepala Bidang Pendidikan Dasar Endang mengamini hal tersebut. Sesuai surat dari Bupati Ciamis, edukasi muatan sejarah lokal Ciamis khususnya tentang Kegaluhan akan digalakkan di tingkat sekolah sejak dini.
“Kita akan informasikan ke setiap sekolah untuk menggalakkan wisata lokal sebagai bentuk edukasi sejarah kearifan daerah,” jelasnya.
(Fansyah/ars)