Kamis 12 Desember 2024

PB NU: Menjaga NU Berarti Menjaga NKRI

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Ribuan keluarga besar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Mulai dari GP. Ansor, Banser, IPNU, Fathayat serta ibu-ibu Muslimat penuhi GOR Susi Susanti, Komplek Olahraga Dadaha, dalam rangka memperingati sekaligus Tasyakur binikmat Hari Lahir (Harlah) ke-94 PCNU, Sabtu (1/2/2020).

Harlah PCNU Kota Tasikmalaya dihadiri langsung Pengurus Besar (PB) NU Pusat KH. Marsudi, Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, Wawali Tasikmalaya, M. Yusuf termasuk Ketua Dewan Syurah PCNU KH. Aban Bunyamin.

NU merupakan organisasi Islam tertua dan terbesar di Indonesia yang selalu konsisten menjaga dan memperjuangkan negara. Karena bangsa Indonesia berdiri berkat perjuangan para pendahulu NU.

Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengatakan, keluarga besar NU bagian dari lahirnya bangsa Indonesia sehingga perlu kita apresiasi atas kontribusi dan jasa-jasa NU dalam memperjuangkan dan menjaga bangsa yang kita cintai ini.

“Di usia yang ke 94, NU telah banyak berkontribusi terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Khususnya di Kota Tasikmalaya,” ungkap Budi Budiman, Sabtu (1/2/2020).

Kontribusi NU selama ini telah banyak dirasakan masyarakat, karena pergerakannya selalu mengedepankan kepentingan rakyat.

“Pembangunan yang dilaksanakan pemerintah tidak terlepas dari kontribusi keluarga besar NU dalam membangun mental, akhlak dan moralitas masyarakat Kota Tasikmalaya. Pembangunan yang kita laksanakan tidak hanya pembangunan fisik tapi pembangunan mental yang menjadi prioritas untuk mewujudkan Kota Tasikmalaya yang religius, maju dan madani,” sambungnya.

Dikatakan, ciri khas NU selalu menghadirkan Islam Rahmatan lilalamin ditengah-tengah masyarakat moderen.

“Menjadi pemersatu dan perekat umat, memperkuat nilai-nilai kebangsaan, membangun dunia pendidikan termasuk memperkuat perekonomian umat demi kesejahteraan,” ujarnya.

PB NU Pusat, K.H. Marsudi mengatakan, usia NU saat ini dapat dibilang satu generasi, sehingga keberadaan dan kontribusinya harus semakin dirasakan dan bermanfaat bagi umat.

Para kiyai NU harus memiliki “tinggalan,” yakni mempunyai warisan pondok-pondok pesantren, mewariskan kebesaran NU serta mewariskan negara Republik Indonesia.

“Siapa pun kita dan apa pun profesinya kita wajib menjaga NU, jaga NU. Artinya, menjaga Republik Indonesia, melindungi Republik Indonesia sekaligus menjaga keberlangsungan NU,” tutupnya.

(Seda/Bam’s)

Berita Terbaru

spot_img