BANDUNG, FOKUSJabar.id: Provinsi Jabar masih menjadi primadona investasi, terbukti di tahun 2019 investasi di Jabar melampaui DKI Jakrta, Jateng dan Jatim.
Dalam rilis BKPM, provinsi dengan nilai realisasi investasi terbesar sepanjang 2019, yaitu Jawa Barat sebesar Rp137,5 trilyun atau memiliki porsi 17 persen, DKI Jakarta Rp123,9 trilyun dengan andil 15,3 persen, Jawa Tengah Rp59,5 trilyun atau andilnya 7,3 persen, Jawa Timur Rp58,5 trilyun atau porsinya 7,2 persen, dan Banten Rp48,7 trilyun atau prosinya 6 persen.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar Dadang Mohamad tidak menampik bahwa Jabar mengalahkan DKI Jakarta dalam urusan investasi. Menurut dia, ada beberapa hal yang membuat investor betah berinvestasi di Jabar.\
“Yang berpengaruh adalah faktor infrastruktur dimana kami yang lebih siap, dibanding dengan provinsi lain yang menjadi pesaing,” kata Dadang melalui sambungan telepon, Rabu (29/1/2020).
Faktor terpenting adalah urusan pelayanan perizinan yang lebih baik dibanding dengan provinsi tetangga. Meskipun, kata Dadang, sistem online single submission (OSS) belum tegap diterapkan, penerapan sistem Simpatik yang sudah diterapkan Pemprov Jawa Barat lebih dulu membuat proses perizinan tidak terganggu.
“Kemarin saya sudah sampaikan ke Kepala BKPM, kita masih menggunakan sistem Simpatik sehingga kita tidak terhambat oleh OSS,” kata Dadang.
Terkait kunjungan Gubernur Ridwan Kamil ke keluar negri pun cukup berpengaruh meskipun ada yang dampaknya langsung dan tidak langsung.
“Kalau yang 2019 hasil kunjungan gubernur tahun sebelumnya (2018) dan ada dampaknya,” kata dia.
Sejumlah kunjungan Ridwan Kamil, terutama ke Uni Emirat Arab tahun ini dipastikan mendongkrak minat investasi sekaligus realisasi investasi 2020 mendatang.
“Dampaknya baru akan terlihat pada tahun 2020 ini, karena beberapa sudah MoU,” kata Dadang.
(AS/LIN)