BANDUNG,FOKUSJabar.id: Mewabahnya kasus penyakit yang diakibatkan novel virus Corona (nCoV), membuat Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyatakan kesiapsiagaannya dalam menangani penyakit tersebut. Apalagi, virus ini dinilai sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan korban meninggal dunia.
Direktur Utama RSHS Bandung R. Nina Susana Dewi menyampaikan kesiapsiagaan pihaknya atas kasus pneumonia dari Tiongkok itu. Ia menyebut, virus ini mirip SARS dan telah memakan korban 26 orang meninggal dengan jumlah orang terinfeksi sebanyak 830 orang.
“Saat ini RSHS telah menyiapkan prasarana dan sarana, SDM, pelayanan dan urgensi,” kata Nina di Bandung, Jumat (24/1/2020).
Diungkapkan Nina, RSHS mempunyai ruang rawat inap khusus untuk merawat pasien infeksi khusus. Di antaranya, lima tempat isolasi, 33 ruangan infeksi umum, dan lima kamar infeksi IGD.
“Jadi, dari jalur manapun pasien masuk kami siap dengan screeningnya. Kemudian itu juga dilengkapi sesuai dengan standar untuk ruangan isolasi termasuk sarana barang habis pakai,” ujarnya.
Nina menjelaskan, RSHS sebagai rumah sakit rujukan nasional sekaligus rujukan infeksi sejak adanya infeksi flu burung, SARS, dan lainnya, memang selalu siap di dalam dengan kasus-kasus yang ramai di publik.
“Untuk SDM, kami juga sudah punya SDM yang terlatih. Kami juga tetap melakukan sosialisasi. Jadi pada Senin nanti melakukan simulasi yang melibatkan sekitar 50 orang karena yang terkait bukan hanya dokter, kami juga akan melatih cleaning service, pegawai lainnya,” ujarnya.
Sedangkan untuk alur pelayanan mulai dari rawat jalan atau IGD, RSHS juga sudah menyiapkan termal screener.
“Jadi orang-orang akan di-screening dulu, kalau dicurigai kami akan langsung memisahkan mereka ke tempat khusus. Dokter memeriksa kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium dan sebagainya dan kalau terindikasi kita langsung masukkan ke ruang isolasi khusus. Hasil laboratoriumnya dikirim ke Litbangkes Jakarta,” paparnya.
Selain itu, pihak RSHS juga menyatakan telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait seperti bandara dan stasiun kereta api untuk mengantisipasi virus ini.
“Misal kalau ada pasien kita kirim ambulans. Kemudian dengan dinas kesehatan kita sudah berkoordinasi juga,” kata Nina.
(Asep/Deni)