BANDUNG,FOKUSJabar.id: Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, terowongan Nanjung di Curug Jompong, Margaasih, Kabupaten Bandung, sudah bisa dioperasikan dan telah efektif mengatasi banjir di wilayah Bandung Raya, terutama Bandung Selatan.
Hal itu disampaikan Emil (sapaan Ridwan Kamil) saat mendampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam kunjungan ke Terowongan Nanjung dan proyek Floodway Cisangkuy, Senin (13/1/2020).
Baca Juga: Terhimpit Masalah Ekonomi, Kedua Pasutri Nekat Buka Jasa Wikwik di Twitter
“Saya mengucap terima kasih atas nama Pemerintah Provinsi (Jabar) ke Bapak Menteri (PUPR) dan jajaran, solusi terkait penanganan air yang berpotensi banjir sudah berproses banyak,” ucap Emil.
“Jadi waktu kejadian banjir di Jabodetabek, di Bandung Raya tidak ada berita (banjir) yang luar biasa. Karena selama ini, air yang selalu ngumpul di titik-titik itu berhasil dialirkan dengan cepat karena dioperasikannya dua terowongan di Curug Jompong,” tambahnya.
Rencananya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bakal meresmikan Terowongan Nanjung yang selesai dibangun pada akhir 2019 sebagai bagian dari instrumen pengendali banjir di Bandung Raya.
Selain Terowongan Nanjung, pemerintah pun tengah membangun proyek Floodway Cisangkuy di Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung. Proyek tersebut direncanakan rampung pada Oktober 2020. Tak hanya itu, Embung Gedebage pun siap menjadi instrumen pengendali banjir di wilayah timur Bandung.
Sementara untuk wilayah hilir antara lain Karawang dan Bekasi, Pemerintah Daerah Provinsi Jabar bersama Kementerian PUPR berencana meneruskan program bendungan di wilayah Sungai Cibeet, Karawang, yang saat ini masih pada proses pembebasan lahan.
Lalu untuk wilayah Kabupaten/Kota Bekasi, rencananya dibuat bendungan penahan pengatur aliran sungai di zona pertemuan Sungai Cileungsi dan Cikeas untuk mengurangi risiko banjir di wilayah Bekasi Raya.
Sementara pembangunan Bendungan Sukamahi dan Ciawi kini mencapai progres hampir 50 persen dan terus dikebut pembangunannya di tahun ini.
“Kalau semua ini lancar, semua isu banjir yang mengemuka di awal tahun 2020 bisa kita kendalikan. Oleh karena itu, kita hadir memonitor agar kami pemimpin memahami logika engineering-nya sehingga bisa disampaikan ke masyarakat dengan bahasa yang mudah dipahami,” ujar Emil.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebut, dengan curah hujan yang tinggi, kini warga Dayeuhkolot dan sekitarnya yang kerap mengungsi maupun bersiap menaiki perahu, tidak kembali mengalami kendala itu.
Setelah beroperasinya Terowongan Nanjung ditambah parkir air di Kolam Retensi Cieunteung, lanjutnya, genangan air cepat surut sehingga kendaraan masih bisa melaju meski curah hujan cukup tinggi.
“Dengan curah hujan lebih tinggi, biasanya curah hujan 300 mm ini, orang sudah naik perahu. 17 Desember kemarin (di Bandung Selatan) sudah 424 mm, orang masih pakai sepeda motor, masih kering,” ujar Basuki.
Setelah menyelesaikan masalah potensi banjir di hulu Citarum atau wilayah Bandung Raya pada 2020, Basuki mengatakan pihaknya akan fokus di wilayah hilir seperti di Karawang yang salah satunya pembangunan bendungan di Cibeet.
“Kalau banjir di selatan Bandung selesai, bisa konsentrasi di Karawang,” kata Basuki.
(ars)