JAKARTA, FOKUSJabar.id: Moeldoko, Soal penangkapan tiga kapal China di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti berbeda pendapat.
Seperti dikutip kompas.com, Menhan Prabowo Subianto penangkapan tiga kapal asing asal China melalui Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak akan menghambat investasi dengan China.
“Kita cool dan santai saja,” kata dia.
Baca Juga: Eddie M Nalapraya Ingin Gelar Kejuaraan Pencak Silat Dunia Virtual
Sementara mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti meminta pemerintah bertindak tegas terhadap aksi kapal-kapal China tersebut.
Susi berpendapat, apa yang dilakukan China melindungi aktivitas penangkapan kapal nelayan mereka di Natuna, melanggar kedaulatan Indonesia.
“Pisahkan dan bedakan pencurian ikan dengan investasi serta bedakan pencurian ikan dengan persahabatan antarnegara,” tulis Susi melalui unggahan di akun Twitter pribadinya.
Terkait hal itu, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menegaskan, penyelesaiaan permasalahan antara RI dengan China dapat dilakukan melalui dua bentuk pendekatan. Yakni, diplomatik dan militer.
“Diplomasi dimulai dengan yang soft sampai dengan yang hard. Berikutnya pendekatan militer atau keamanan, pertahanan keamanan,” ujarnya.
Moeldoko menyebut, pemerintah sudah melakukan kedua bentuk pendekatan tersebut. Bahkan, Kementerian Luar Negeri tengah melakukan diplomasi dengan negeri tirai bambu untuk dapat menyelesaikannya.
“TNI sudah mengambil langkah-langkah antisipasif, dengan mengerahkan berbagai kekuatan untuk mengisi area (Natuna). Pemerintah prioritaskan kedaulatan dari kepentingan-kepentingan lainnya. Kedaulatan tidak bisa dinegosiasikan,” tegas dia.
“Pengerahan armada militer ke Natuna adalah langkah yang tepat untuk mempertahankan kedaulatan negara. Selain itu, keberadaan armada militer sekaligus untuk mendampingi kapal nelayan milik Indonesia,” pungkas mantan Panglima TNI ini.
(Bam’s)