BANDUNG, FOKUSJabar.id : Jawa Barat memastikan diri lolos di 10 nomor pertandingan dari total 12 nomor pertandingan cabang olahraga Anggar PON XX tahun 2020 di Papua berdasarkan hasil babak kualifikasi yang digelar di GOR Gelora Universitas Semarang, 10-14 Oktober 2019 lalu. Jabar gagal meloloskan atlet di nomor floret putra.
“Kegagalan di floret putra menjadi evaluasi bagi kami karena di nomor ini biasanya Jabar selalu meraih medali emas di tiga gelaran PON sebelumnya. Tapi di PON XX, floret putra Jabar gagal tampil,” ujar Pelatih Anggar Jabar, Christin Timisela di gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Selasa (24/12/2019).
Pada babak kualifikasi, Jabar meraih 2 medali emas, 6 perak, dan 5 perunggu. Dari total kuota full tim sebanyak 24 atlet, tim anggar Jabar memastikan diri meloloskan 20 orang atlet.
“Hasil yang diraih di babak kualifikasi sudah cukup bagus dengan persiapan mepet yang dilakukan karena dukungan anggaran yang minim. Untuk babak kualifikasi, kita hanya sentralisasi latihan dua minggu sekali. Kita terus motivasi atlet untuk berikan yang terbaik dan jangan terpengaruh kondisi apapun,” terangnya.
Usai pelaksanaan babak kualifikasi, Christin mengaku jika pihaknya tidak bisa menggelar pelaksanaan latihan sentralisasi. Pasalnya, ketiadaaan anggaran untuk pelaksanaan latihan menjadi kendala utama.
“Untuk memanggil atlet berlatih terpusat di satu tempat itu kan butuh biaya. Jadi usai babak kualifikasi, atlet kembali ke daerah masing-masing dan lost gak ada latihan terpusat,” tambahnya.
Untuk mempertahankan prestasi yang pernah diraih di PON XIX dengan 5 medali emas, 2 perak, dan 2 perunggu, diakui Christin butuh secepatnya dilakukan pemusatan latihan yang terpadu. Dengan pelaksanaan latihan desentralisasi di kota/kabupaten asal atlet, pelaksanaan latihan tidak terpantau hingga kekompakan tim tak terbentuk.
“Untungnya, kita ‘terselamatkan’ oleh ketentuan pembatasan usia di PON XX yakni maksimal 26 tahun. Jadi komposisi atlet untuk PON XX ini sebagian besar merupakan muka baru dan debutan di PON. Sehingga, rata-rata atlet bersemangat untuk tampil di PON XX,” tegasnya.
Salah seorang atlet anggar, Khatrin Ghea Endar berharap agar pelaksanaan sentralisasi pelatda PON XX bisa secepatnya digelar. Dengan digelarnya sentralisasi, pelaksanaan latihan bisa lebih fokus serta kerjasama dan chemistry antara atlet dengan atlet atau dengan pelatih akan terbangun dengan baik.
“Kalau sebelum babak kualifikasi, kita bisa latihan bersama itu rutin dua minggu atau seminggu sekali walau itu pun gak cukup. Tapi usai babak kualifikasi, kita tidak pernah lagi latihan bersama, kita berharap bisa secepatnya sentralisasi dilakukan karena chemistry itu tidak bisa dibangun instan,” pungkas Ghea yang menyumbang medali emas di PON XIX serta dua perak di babak kualifikasi PON XX.
(ageng)