BANDUNG, FOKUSJabar.id : Belum terlaksananya sentralisasi Pelatda PON XX, terus dikeluhkan cabang olahraga di Jabar. Seperti yang diungkapkan pelatih angkat besi Jabar, Jajang Supriyatna.
“Kendala menjelang PON XX, cuma pelaksanaan sentralisasi pelatda saja yang belum terlaksana. Kita gak tahu kapan sentralisasi digelar karena saat ini atlet latihan di daerah masing-masing,” ujar Jajang saat ditemui di gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Selasa (17/12/2019).
Jajang menambahkan, melalui pelaksanaan pelatda yang terpusat (sentralisasi), pelaksanaan latihan atlet bisa terpantau secara langsung. Tak hanya itu, program latihan yang sudah disusun dan disiapkan bisa diaplikasikan dengan optimal.
“Kalau atlet yang di pelatnas, kita bisa yakin mereka berlatih dan mendapatkan program yang baik. Tapi untuk atlet-atlet yang berlatih di daerah masing-masing, kita kan tidak tahu seperti apa,” tambahnya.
Belum digelarnya sentralisasi pelatda PON XX, diakui Jajang menjadi beban tersendiri untuk bisa mencapai target yang diinginkan. Pasalnya, pelaksanaan latihan di angkat besi sendiri membutuhkan kontinuitas dan program yang teratur. Selain dukungan dari asupan makanan, suplemen hingga vitamin bagi atlet.
“Kalau untuk target, minimal kita bisa menyamai prestasi di PON XIX tahun 2016 lalu dengan raihan 5 medali emas, 4 perak, dan 1 perunggu. Terakhir di babak kualifikasi, kita hanya meraih 4 medali emas,” terangnya.
Untuk persaingan di cabang olahraga angkat besi secara nasional, Jajang mengaku jika kekuatan setiap daerah pada saat ini sudah merata. Tidak didominasi oleh daerah tertentu seperti Jabar atau Lampung.
“Setiap daerah sudah mulai berkembang dan memiliki kekuatan masing-masing di kelas-kelas tertentu. Angat besi ini kan olahraga terukur, jadi pembinaan berjenjang itu sangat diperlukan. Hasil di babak kualifikasi pun tidak menjamin untuk PON XX karena siapa yang latihannya lebih baik dan lebih kontinyu maka akan terlihat hasilnya di PON XX nanti,” tegasnya.
(ageng)