CIAMIS, FOKUSJabar.id: Sekretaris Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Ciamis Eki Bratakusuma mengungkap alasan sopir angkutan umum ngetem di perempatan Jalan Pasar Manis Ciamis yang diistilahkan Terminal Bayangan.
Menurut dia, angkutan umum banyak yang ngetem di area perempatan Jalan Pasar Manis Ciamis atau di bawah lampu merah karena banyak juga penumpang yang menunggu di kawasan tersebut.
“Kita sudah ada kesepakatan dengan sopir angkutan umum tidak boleh ngetem di situ. Namun karena penumpang banyak di situ ya, akhirnya terpaksa mereka juga harus menaikkan penumpang di perempatan itu,” kata Eki, Minggu (8/12/2019).
Baca Juga: Saber Pungli Banjar Paparkan Kriteria Pungli di Sekolah
Kendati begitu, pihaknya mengakui bahwa kondisi saat ini tidak separah dahulu, karena Organda Ciamis sudah mengingatkan para sopir angkutan umum agar lebih teratur.
“Sebetulnya, mereka sudah teratur. Masuk ke terminal, dari terminal mau keluar dia ngetem dulu di perempatan itu sekitar lima menit, lalu mereka jalan,” kata Eki.
Dia mengungkapkan, tempat yang di sebut terminal bayangan itu ada di perempatan Jalan Pasar Manis Ciamis. Di sebelah barat, tepatnya di depan toko Netral biasanya menumpuk angkutan jenis elf. Dan untuk di sebelah timur menumpuk jenis Carry jurusan Ciamis-Kota Banjar.
“Setelah saya selidiki mereka ngetem di sana karena ada penumpang, apalagi di kawasan itu ramai pedagang, ada tempat ngopi juga. Mungkin para penumpang nyaman nunggu angkot di sana,” kata dia.
Beberapa organisasi masyarakat menilai permasalahan terminal bayangan yang ada di perempatan Pasar Manis Ciamis belum selesai. Masih ada angkutan jenis Elf maupun Carry yang sering ngetem di sana.
Seperti Forum Masyarakat Independen Ciamis (Formis). Mereka meminta Dinas Perhubungan lebih tegas menindak para sopir angkutan umum yang menaik turunkan penumpang seenaknya sehingga mengganggu lalu lintas Jalan Pasar Manis Ciamis.
Dinas Perhubungan Ciamis mengaku sudah beberapa kali menindak para sopir nakal. Dan membuat rambu-rambu larangan ngetem di perempatan itu.
(Ibenk/LIN)