JAKARTA,FOKUSjabar.id: Jelang Musyawarah Partai Golkar yang bakal digelar 3-6 Desemebr, Bakal Calon Ketua Umum Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa mempertanyakan adanya syarat 30 persen dukungan secara tertulis dari DPD kepada Bakal Calon Ketua Umum yang disyaratkan oleh panitia.
Menurut dia, hal ini tidak pernah terjadi dalam Munas Golkar selama ini.
“Tidak pernah ada dan tidak pernah dipraktekan dari munas ke munas perihal persyaratan 30 persen, ditempuh melalui surat pernyataan dukungan yang ditandatangi pengurus partai. Selama ini dilakukan melalui pemungutan suara di bilik suara Munas,” kata Agun dalam keterangan yang diterima fokusjabar.id Jumat (29/11/2019).
Pdahal kata dia, Munas partai adalah penjelamaan partai yang berdaulat di tangan anggota, dari munas ke munas konsisten menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dimana setiap kader berhak mencalonkan diri.
“Namun secara prinsip menjaga betul bahwa hak memilih dan dipilih dilakukan secara demokrastis. Memberi hak dan kewajiban yang sama bagi setiap anggota dan kader untuk berpartisipasi,” ujar dia.
Agun juga mempertanyakan terkait Kepanitiaan, Waktu, Tempat dan Tema, termasuk Laporan pertanggungjawaban DPP, hingga menkanisme pemilihan yang harusnya diputuskan bersama dalam rapat pleno. Namun itu tidak terjadi.
“Sayangnya rapat pleno terakhir tidak memutuskan itu yang ditandai dengan persetujuan forum, setujuuuu lalu ketok palu. Yang terjadi hanya disampaikan secara lisan tanpa pembahasan, disana tanpa bahan diberikan kepada pengurus pleno,” kata dia.
“Apakah LPJ DPP sudah ada yang pegang hari ini, termasuk bagaimana laporan keuangannya yang bersumber dari APBN, termasuk sejumlah isu uang yg diserahlan ke KPK. Ini saya lakukan secara terbuka, guna menyelamatkan Parpol dan menjauhkan parpol dari korupsi,” tambah dia.
Menurut mantan Ketua Fraksi Golkar MPR ini, Munas Golkar yang akan digelar 3-6 Desember nanti adalah ujian batin dan Nurani bagi semua kader Golkar. Oleha karena itu, dia mengajak semua kader Golkar untuk mewujudkan Munas yang Demokratis dengan tidak menghalangi bagi siapapun yang ingin berkontribusi.
“Golkar milik kita semua, bukan milik pengurus, apalagi hanya segelintir orang yg bernafsu dengan kekuasaan. Pemilu masih jauh, biarlah ambisi ingin jadi presiden kita pikirkan kemudian secara demokratis pula. Sekali layar terkembang pantang biduk surut ke pantai. Maju Terus Pantang mundur,” katanya.