BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung menyebut jika kasus ketergantungan terhadap gadget sudah memasuki level siaga. Setiap hari, 10 sampai dengan 12 anak menjadi pasien rehabilitasi Rumah Sakit Jiwa Cisarua akibat kecanduan gadget.
Kepala Seksi Pemenuhan Hak Anak pada DP3APM Kota Bandung, Iip Saripudin menuturkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui DP3APM terus berupaya menyelamatkan anak dari ketergantungan gadget. Salah satunya dengan membuat program Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) di seluruh kewilayahan Kota Bandung.
Selain itu, pihaknya mengimbau setiap kelurahan mendirikan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga). Melalui Puspaga, para orang tuan akan diberikan program terkait pola asuh anak yang baik. Beragam materi parenting pun disiapkan dan bisa diakses siapa pun. Puspaga pun bisa menjadi tempat konseling untuk keluarga yang ingin sharing terkait perkembangan anak.
“Banyak faktor yang memengaruhi anak kecanduan gadget, salah satunya pola asuh atau pola didik yang salah. Zaman sekarang ini, semuanya seolah dikendalikan gadget. Di rumah masing-masing saja, anggota keluarga sibuk memegang gadget meski saat berkumpul dengan keluarga,” ujar Iip saat ditemui di Balai Kota Bandung, Selasa (26/11/2019).
Iip menambahkan, gadget tidak hanya membuat orang dewasa atau orang tua yang kecanduan, termasuk anak-anak. Di beberapa kasus, kecanduan gadget membuat karakter anak menjadi tidak bisa dikendalikan.
“Mulai dari cepat marah, emosi, bahkan sampai ada yang melakukan aksi kekerasan kepada sesama temannya karena gadget,” tambahnya.
Untuk menangani kecanduan gadget, lanjutnya, harus mulai dihentikan dari rumah. Caranya, dengan membuat komitmen untuk tidak menggunakan gadget di rumah.
“Isi waktu dengan bermain bersama di rumah, membaca, diskusi sampai memberi waktu kepada anak-anak untuk menceritakan apa yang mereka dapat selama di sekolah atau di luar saat bermain bermasa teman-temannya,” tuturnya.
Iip menambahkan, dari 150 penghuni Lapas Anak Sukamiskin, sekitar 80 persen kasus diantaranya diakibatkan gadget. Kasus yang terjadi sebagian besar karena kekerasan bahkan membunuh.
“Kekerasan yang terjadi bisa karena dari game yang banyak menampilkan aksi-aksi berantem,” katanya.
Untuk itu, orang tua harus banyak meluangkan waktu untuk anak, berikan kasih sayang kenada anak-anak. Kebanyakan hanya kasih, dalam artian apa yang diminta anak selalu dikasih tapi bukan atas dasar sayang. Misalnya, anak usia balita mau handphone dikasih tapi tidak memikirkan efek dari apa yang diberi,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni/ars)