BANDUNG, FOKUSJabar.id : Pelaksanaan sentralisasi latihan dan uji tanding di luar negeri menjadi salah satu program prioritas KONI Jabar di tahun 2020 menjelang pelaksanaan PON XX yang akan digelar 20 Oktober sampai 02 November 2020 di Papua. Di tahun 2020 sendiri, jumlah pasti atlet yang akan menjadi bagian kontingen PON XX Jabar sendiri sudah bisa ditetapkan.
Ketua Umum KONI Jabar, Ahmad Saefudin menuturkan, saat ini pihaknya sudah memprediksi jumlah atlet yang akan menjadi bagian kontingen PON XX Jabar sekitar 909 atlet. Dari jumlah tersebut, sebagian besar sudah memastikan lolos berdasarkan hasil babak kualifikasi PON XX di cabang olahraga masing-masing.
“Dari 909 atlet tersebut, sekitar 469 atlet berpotensi meraih medali emas di PON XX berdasarkan hasil babak kualifikasi PON XX serta pencapaian prestasi di ajang kejurnas maupun hasil PON XIX tahun 2016. Sedangkan sisanya, berpeluang meraih medali perak dan perunggu,” ujar Ahmad saat ditemui di ruang kerjanya, gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Selasa (5/11/2019).
Dari 469 atlet berpotensi meraih medali emas di PON XX, lanjutnya, sebanyak 381 atlet berpeluang meraih satu medali emas dan 88 atlet memiliki potensi meraih lebih dari satu medali emas. Termasuk 33 atlet dari 4 cabang olahraga yakni taekwondo, judo, gulat dan menembak yang akan diberangkatkan ke Korea Selatan pada pertengahan November 2019 ini.
Atlet-atlet yang berpeluang meraih medali emas di PON XX tersebut, lanjut Ahmad, menjadi atlet prioritas yang akan dikirimkan ke luar negeri untuk menjalani sentralisasi latihan dan atau uji tanding. Baik ke Korea Selatan maupun ke negara lain yang sesuai dengan karakteristik cabang olahraga bersangkutan.
“Jadi untuk tahun 2020, atlet potensi peraih medali emas harus bisa latihan di luar negeri atau minimal menjalani uji tanding di luar negeri. Ini menjadi kebutuhan atlet untuk meningkatkan performa mereka agar bisa mempertahankan predikat juara umum di PON XX,” terangnya.
Ahmad menuturkan, persiapan Jabar menghadapi PON XX sendiri sudah sangat terlambat dibandingkan provinsi pesaing lain seperti DKI Jakarta dan Jatim. Kedua provinsi yang selalu menjadi pesaing utama Jabar di setiap gelaran multieven olahraga nasional tersebut sudah sejak tahun 2018 melakukan persiapan dengan menggelar sentralisasi maupun uji tanding di luar negeri.
Untuk itu, pihaknya membutuhkan percepatan peningkatan kemampuan atlet dengan melakukan sentralisasi latihan maupun uji tanding di luar negeri. Dukungan pendanaan pun menjadi sebuah keniscayaan untuk kelancaran program yang sudah disiapkan.
“Kenapa digelar di luar negeri? Karena kita harus mengejar ketertinggalan dari provinsi pesaing. Untuk atlet potensi medali emas, setidaknya bisa melakukan uji tanding di luar negeri. Sedangkan atlet potensi medali perak dan perunggu, bisa melakukan sentralisasi di luar negeri sehingga kemampuannya bisa lebih meningkat,” tegasnya.
(ageng)