BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berusaha meningkatkan pelayanan kesehatan untuk warga. Salah satunya, dengan meningkatkan pelayanan di Pos Pelayanan Keluarga Berencana-Kesehatan Terpadu (Posyandu).
Pemkot Bandung terus berionovasi agar layanan kesehatan dasar berbasis masyarakat ini semakin prima.
Di Kota Bandung, layanan Posyandu tidak hanya terbagi menjadi empat klaster seperti pada umumnya. Biasanya, hanya ada 4 klaster Posyandu, yaitu Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri. Kota Bandung sudah tak punya lagi Posyandu Pratama, yakni yang pelayanannya paling sederhana dan terbatas. Saat ini, ada 1987 Posyandu di Kota Bandung, dan 90,68% sudah berada di level mandiri.
Posyandu Kota Bandung bahkan memiliki skema layanan Posyandu Multifungsi, dengan adanya 6 bidang garapan yang terintegrasi dengan program Pemkot Bandung. Diantaranya bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, lingkungan, perlindungan perempuan dan anak, serta pusat informasi dan konsultasi. Saat ini sudah ada 1.918 posyandu multifungsi di Kota Bandung.
“Posyandu multifungsi ini adalah unggulan kami. Kami berusaha merevitalisasi posyandu agar bisa betul-betul memberikan layanan terpadu khususnya bagi ibu dan anak,” ungkap Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna saat menerima Tim Klarifikasi Lapangan Lomba Posyandu dan Posyandu Award tingkat Provinsi Jawa Barat di Balai Kota Bandung, Jumat (25/10/2019).
Di bidang kesehatan, posyandu menjadi katalisator dalam 9 program, yaitu Bandung SAE (Sadayana ASI Eksklusif), Rembulan (Remaja Bandung Unggul Tanpa Anemia), e-Posyandu, Kasaba (Kader Sayang Bayi dan Anak) Online, Omaba (Ojek Makanan Balita), Layad Rawat, Beas Beureum, Si Gurih, dan 8 meja layanan.
“Di Kota Bandung ini meja layanan ada delapan, bukan lagi ada lima,” imbuh Ema.
Delapan meja layanan Posyandu Kota Bandung itu yaitu, meja pendaftaran ibu dan bayi atau balita, penimbangan balita, pencatatan hasil penimbangan, penyuluhan dan pelayanan gizi, dan pelayanan kesehatan, seperti imunisasi dan Keluarga Berencana (KB). Sedangkan tiga meja lainnya yaitu layanan perlindungan ibu dan anak, layanan disabilitas, dan layanan pencegahan stunting.
Di bidang pendidikan, posyandu memegang peranan penting dalam mempromosikan budaya literasi melalui gerobak baca, dan pendidikan agama dengan mendukung Magrib Mengaji. Sedangkan di bidang Ekonomi, posyandu juga menjadi fasilitator kemitraan pemasaran, kredit Bagja, dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS).
Pada bidang lingkungan, posyandu menjadi garda terdepan dalam mendorong pelaksanaan urban farming, dengan membudidayakan tanaman-tanaman konsumsi melalui teknik hidroponik. Kang Pisman (Pisahkan, Kurangi, dan manfaatkan sampah) sebagai program induk lingkungan Kota Bandung juga dipromosikan secara masif oleh posyandu.
Hal lainnya adalah di bidang perlindungan perempuan dan anak. Posyandu memberikan pemahaman, sosialisasi, serta fasilitasi untuk memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak. Posyandu juga membuka layanan pusat informasi dan konsultasi melalui hotline gratis dan layanan Kendaraan Konseling Silih Asih (Kekasih).
“Kami mencoba menempatkan posyandu ini betul-betul bisa mengakomodasi kebutuhan warga. Jadi layanannya paket lengkap. Ini terus juga kita kembangkan sesuai kebutuhan di lapangan,” katanya.
(Yusuf Mugni/Bam’s)