BANDUNG, FOKUSJabar.id : Program percepatan pembangunan desa lewat jembatan gantung (Jantung) penghubung antar desa mulai terlihat signifikan, dari cacatatan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPM-Desa), enam dari 23 Jantung desa sudah dalam tahapan penyelesaian.
Terkait anggaran, Dedi menjelaskan, setiap Jantung Desa digelontorkan sekitar Rp200 juta melalui APBD. Kendati demikian, terdapat lima lokasi yang anggaranya berdasarkan Detail Engineering Design (DED) di atas Rp200 juta.
Adapun lima lokasi tersebut, yaitu di Desa Patimban Subang, Desa Mekarsari Kuningan, Desa Ciberung Kuningan, Desa Sukaasih Tasikmalaya dan Desa Bantarujeg Majalengka.
“Lima lokasi ini dananya membengkak lantaran faktor panjang dan pondasi jembatan itu sendiri. Sementara dalam anggaran hanya terpatok di angka Rp200 juta per jembatan,” katanya.
Menurut Dedi, pihaknya melakukan kolaborasi melalui Corporate Social Responsibility (CSR) guna memaksimalkan pembangunan Jantung Desa ini. “Yang CSR itu anggarannya langsung ke desa,” katanya.
Lebih lanjut, Dedi mengaku, pembangunan Jantung Desa ini mendapat tanggapan positif dari masyarkat. Lantaran, mereka sudah berharap adanya jembatan yang menyambungkan akses desa sejak lama.
“Tanpa kami minta, mereka ikut membantu. Ada yang membawakan bahan baku material dan lain-lain secara sukarela,” ucap dia.
Dalam pengembangan Jantung Desa ini, dia menambahkan, pihaknya pun mendapat dukungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar. “Ada kolaborasi kegiatan lain dari pengembangan jembatan itu ada program padat karya dari dukungan Dinas Tenaga Kerja,” tutur dia.