BANDUNG,FOKUSJabar.id: Jumlah anak yang menderita masalah kejiwaan akibat keseringan bermain gawai terus meningkat. Ini terlihat dari terus bertambahnya pasien anak di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat.
Direktur RSJ Provinsi Jawa Barat Elly Marliyani mengatakan bahwa beberapa tahun ini pihaknya mulai menerima pasien anak yang tergolong orang dengan masalah kejiwaan (ODMK). Meski tidak menyebut angka pastinya, menurut dia jumlahnya terus meningkat.
Bahkan, kata dia, ada penelitian yang menyebutkan bahwa satu dari 10 anak mengalami ODMK. Meningkatnya potensi ODMK di kalangan anak ini salah satunya dikarenakan penggunaan gawai yang terlalu sering. Terlebih, menurut dia, orangtua saat ini membebaskan anak bermain gawai tanpa pengawasan yang ketat.
“Pemberian gawai ini awalnya agar anak bisa bermain tanpa mengganggu kegiatan orangtua. Namun justru membuat anak kecanduan,” kata Elly dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Lokantara, Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (10/10/2019).
Dia pun tidak menampik bahwa penggunaan gawai yang berlebihan bisa mengganggu kejiwaan anak. Sebagai contoh, saat pemadaman listrik massal beberapa waktu lalu, ada anak yang ngamuk gara-gara tidak bisa menggunakan gawai.
“Pas mati lampu, anak itu nggak bisa diberitahu. Akhirnya ngamuk, ngancurin pintu. Itu gara-gara HP,” kata dia.
Dia berharap orangtua bisa memanfaatkan gawai kepada fungsi semula. Selain dilarang diberikan kepada anak yang masih sangat kecil, orangtua pun harus mau memberi permainan lain, seperti permainan tradisional.
“Berikan HP pada anak yang sesuai dengan usianya. Aktifkan bermain dengan anak, beri permainan tradisional,” kata dia.
Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Provinsi Jawa Barat Arief Sutedjo mengatakan, saat ini anak-anak memiliki potensi gangguan kejiwaan yang tinggi karena masalah sosial di masyarakat. Salah satunya terkait informasi yang diterima melalui penggunaan gawai.
“Orangtua atau guru harus bisa mengajarkan anak agar bisa menghindari hal-hal negatif, termasuk dari HP. Mereka juga harus diajarkan bergaul dengan lingkungannya,” kata dia.
(LIN)