BANDUNG,FOKUSJabar.id: Partai Gerindra diimbau mengevaluasi Taufik Hidayat sebagai Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat. Hal itu terkait kasus pemukulan yang dilakukannya terhadap salah seorang aparatur sipil negara (ASN) di Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat.
Pakar politik dari Universitas Padjajaran Muradi mengatakan, pemukulan yang dilakukan Taufik telah mencoreng citra partai Gerindra. Menurut dia, pemukulan itu telah mencederai pijakan politik Gerindra di Jabar. Sebab, dia meyakini main hakim sendiri secara fisik bukanlah karakter orang Jawa Barat.
“Itu akan mencederai pijakan politik Gerindra di Jawa Barat. Karena itu bukan karakter orang Jawa Barat. Saya bukan pituin (tokoh), tapi orang Jawa Barat nggak ada yang seperti itu, marah semarahnya paling mulut, nggak sampai pukul,” kata Muradi di Bandung, Senin (7/10/2019).
Dia menilai akan lebih baik jika Gerindra mengganti sosok yang ditempatkan sebagai ketua DPRD Jabar.
“Kalau saya jadi Pak Prabowo, saya akan evaluasi betul. Sebab, jika tidak, pemukulan ini akan sangat diingat publik sebagai bentuk arogansi politik dari Gerindra. Itu akan diingat publik, dikenang publik sebagai arogansi politik. Itu akan lama,” kata dia.
Seperti diketahui, insiden pemukulan diduga terjadi di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat. Hal ini berdasarkan rekaman video pengawas (CCTV) yang beredar di kalangan wartawan sejak Kamis (5/10/2019).
Dalam rekaman video selama 38 detik itu, pemukulan terjadi di luar Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat yang berlokasi di Jalan Diponegoro, Bandung. Pada peristiwa itu, terlihat pemukulan sebanyak dua kali terhadap salah seorang yang terlihat.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bagian Humas DPRD Provinsi Jawa Barat Yedi Sunardi membenarkan kejadian tersebut. “Saya akan mengklarifikasi apa yang sudah terjadi,” kata Yedi di Bandung, Sabtu (5/10/2019).
Meski tidak menegaskan siapa yang dipukul, menurut dia, Ketua DPRD Jabar Taufik Hidayat sudah bertemu dengan Kepala Sub Bagian Pemeliharaan dan Perlengkapan Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat Bambang Nugraha.
“Dari obrolan yang terjadi secara kekeluargaan, ternyata apa yang diberitakan itu tidak seseram apa yang diberitakan. Mereka sudah bersepakat tidak apa-apa,” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Bambang mengakui bahwa yang menjadi korban pemukulan dalam video itu adalah dirinya. Dia juga membenarkan bahwa pelaku dalam video tersebut adalah Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Taufik Hidayat.
“Memang pada waktu itu kondisinya dalam keadaan capek,” katanya. Menurut dia, pemukulan itu terjadi pada 30 September malam.
Kejadian ini berawal dari robohnya pagar Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat oleh pendemo yang menolak pengesahan rancangan undang-undang. “Pagar runtuh. Kita benerin lagi, tanggal 30 demo lagi. Pagar rubuh lagi. Dan kita betulkan kembali,” kata dia.
Dalam peristiwa itu, menurut dia Taufik ingin perbaikan pagar agar segera diselesaikan. Namun, karena pihaknya tidak sanggup menyiapkan tenaga kerja yang banyak, protes dilakukan Taufik sehingga akhirnya terjadi pemukulan.
“Mungkin akibat konsentrasi, kecapean, lelah, Pak Ketua spontan (memukul). Akibatnya terjadi (pemukulan) hal diluar prediksi, spontanitas. Mungkin kelelahan, jadi beban,” katanya.
Dia menyebut, pemukulan itu terjadi karena adanya keterlambatan perbaikan pagar. “Mungkin karena ada keterlambatan dalam perbaikan,” kata dia.
Bambang mengakui, dirinya sudah berkomunikasi dengan Taufik pascaberedarnya video tersebut.
“Semalam Pak Ketua (DPRD Provinsi Jawa Barat) sudah mengundang saya ke rumahnya. Saya datang, di situ memang cair suasananya,” katanya.
Menurut dia, Taufik sudah mengajukan permintaan maaf atas pemukulan yang terjadi. “Khilaf, kita saling memaafkan. Tidak menjadi permasalahan lebih lanjut lagi. Kita ingin kerja sejalan, kerja harmonis,” kata dia.
Kaitannya dengan video, dia mengaku tidak mengetahui darimana beredar.
(LIN)