BANDUNG, FOKUSJabar.id : Sebanyak 420 atlet Bulutangkis dari sekitar 41 klub Bulutangkis se Jawa Barat ikut serta dalam Kejuaraan Bulutangkis ‘Wira Muda Open Tournament 2019’ yang digelar di GOR Tri Lomba Juang, Jalan Pajajaran Kota Bandung mulai Senin (30/9/2019) hingga Minggu (6/10/2019). Kejuaraan yang diinisiasi Wira Muda Badminton Playgroup & Pro ini memfokuskan pada usia pembinaan.
Direktur Wira Muda Badminton Playgroup & Pro, Nova Nevianty menuturkan, kejuaraan kali ini merupakan gelaran ketiga. Kejuaraan mempertandingkan empat empat kelompok usia mulai pra usia dini (dibawah 10 tahun), usia dini (dibawah 11 tahun), anak-anak (dibawah 13 tahun) dan pemula (dibawah 15 tahun).
“Dari sisi jumlah peserta, dari setiap gelaran, ada peningkatan termasuk pada gelaran kali ini. Atlet yang mengikuti kejuaraan sendiri terbaik di empat kelompok usia pembinaan dan terbanyak di kelompok usia dini dan anak-anak,” ujar Nova saat ditemui di sela-sela pelaksanaan kejuaraan, Senin (30/9/2019).
Dengan semakin banyaknya atlet yang bertanding, lanjutnya, sisi persaingan pun semakin meningkat. Bahkan terdapat klub-klub yang baru mengikuti pelaksanaan kejuaraan.
“Di kejuaraan ini, kita fokus di usia pembinaan dari pra usia dini hingga pemula yang memang sangat jarang ada kompetisi. Ini yang membuat antusiasme besar dari klub mengikuti kejuaraan,” terangnya.
Nova berharap, kejuaraan bisa secara konsisten digelar, tidak hanya untuk Jawa Barat bahkan Indonesia.
“Kali ini kita mendapat sokongan dari BNI karena untuk menggelar sebuah turnamen itu tidak bisa kita lakukan sendiri, butuh sokongan sponsor,” paparnya.
Ketua Pelaksana Wira Muda Open Tournament 2019, Laila Rahmawati menambahkan, meski dari sisi jumlah peserta mengalami peningkatan, namun peserta dari kelompok putri dinilai masih minim. Hal ini terjadi tidak hanya pada kejuaraan bulutangkis di level Jawa Barat bahkan di level nasional hingga internasional.
“Kita sendiri tidak tahu kenapa, mungkin karena putri kurang tahan banting ya. Atlet itu kan orang yang luar biasa karena harus banyak yang dikorbankan. Mulai dari sisi waktu, tenaga, hingga hal lainnya. Hal itu juga yang membuat prestsi bulutangkis nasional di kelompok putri ini melempem, ya karena ‘bahan’nya juga kurang,” ujar Laila.
(Ageng/DH)