Kamis 12 Desember 2024

Ini Misi Grab untuk Asia Tenggara Hingga 2025

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Berdayakan lebih banyak lagi masyarakat Asia Tenggara untuk banyak menjangkau akses krusial ke teknologi, peningkatan keterampilan dan layanan digital, Grab luncurkan program ‘Grab for Good’.

Program ini pun mendorong masyarakat untuk menjadi bagian dari ekonomi digital yang tumbuh pesat, bahkan memberikan lebih banyak pilihan dan kesempatan untuk hidup lebih baik.

Demikian disampaikan Group CEO&Co-founder Grab Anthony Tan melalui rilisnya, Rabu (24/9/2019).

Dengan memanfaatkan kapasitas teknologi, platform, dan kerja sama, kata Anthony, Grab telah menetapkan misi besar untuk program ‘Grab for Good’ yang akan dicapai pada tahun 2025.

Untuk memastikan setiap orang terlepas dari latar belakang, kemampuan serta bisa menikmati manfaat dari pertumbuhan ekonomi digital, Grab bertekad meningkatkan literasi digital dan inklusi bagi lebih dari 3 juta masyarakat Asia Tenggara pada tahun 2025.

Salah satunya melalui kemitraan dengan pemerintah, perusahaan swasta dan organisasi nirlaba.

“Dalam bisnis ini, wirausahawa mikro menjadi inti dari model bisnis Grab yang menjadikan bisnis skala kecil sebagai nadi perekonomian Asia Tenggara,” kata dia

Dengan begitu mereka bisa melakukan efisiensi biaya dan meningkatkan produktivitasnya dengan memanfaatkan teknologi.

Tidak hanya itu, Grab pun akan membantu lebih dari 5 juta pebisnis tradisional serta merchant kecil disamping 5 juta wirausahawan mikro yang telah tergabung dalam platfom Grab untuk mendigitalisasi alur dan proses kerja mereka.

Melalui program ini pun Grab membangun angkatan kerja yang siap menyambut masa depan, di mana 16 persen generasi muda Asia Tenggara ingin bekerja di sektor teknologi.

“Grab ingin melatih 20 ribu siswa melalui inisiatif pengembangan talenta teknologi, bekerjasama dengan institusi pendidikan, lembaga nirlaba dan perusahaan teknologi terdepan,” kata dia.

Untuk mencapai misi-misi tersebut, Grab mengumumkan dua inisiatif unggulan di bawah program ‘Grab for Good’, yakni sebuah pelatihan peningkatan keterampilan dan literasi digital yang bekerjasama dengan Microsoft.

Kemudian ada inisiatif ‘Mendobrak Sunyi’ yakni memberikan kesempatan bagi kawan-kawan yang tuli dan orang dengan keterbatasan pendengaran untuk bisa berpartisipasi lebih baik dalam ekonomi digital melalui ekosistem Grab.

“Dua inisiatif ini sebagai permulaan dari rencana tahunan Grab untuk mendukung setiap orang dan bisnis skala kecil agar berkembang dalam ekonomi digital,” kata Anthony.

Menurut dia, Asia Tenggara siap menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2030. Tetapi pada kenyataannya tidak semua orang tidak memiliki kesempatan sama ikut tumbuh bersama Asia Tenggara yang tengah tumbuh.

“Jika sektor swasta secara aktif menciptakan program-program untuk komunitas lokal, maka teknologi bisa lebih dijangkau banyak orang, dan proses pembelajaran keterampilan-keterampilan baru bisa segera mengubah kehidupan lebih banyak orang di Asia Tenggara, ” kata dia.

(**)

Berita Terbaru

spot_img