BANDUNG, FOKUSJabar.id: Hari Anak Nasional, yang bertemakan “Perkuat Peran Keluarga, Dalam Berbagai Upaya Untuk Pemenuhan Hak dan Perlindungan Khusus Anak” Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung akan meluncurkan lima program inovasi unggulan di Pendopo Kota Bandung, 14 September 2019 mendatang.
Lima program inovasi tersebut yaitu:
1. Senam Kota Layak Anak (Sakola) yang akan diikuti sekitar 300 anak dari SD, SMP, SMA dan 200 anak PAUD/TK sekitar 200 anak.
2. Baraya (Bandung Kota Ramah Anak Yang Agamis)
3. Sekolah Ramah Anak.
4. Kota Layak Anak.
5. Bandung SAE (Sadayana ASI Eksklusif).
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung, Tatang Muchtar menyebutkan, pada kegiatan Hari Anak Nasional mendatang adalah acara-nya anak-anak di Kota Bandung.
“Kita gandeng anak-anak Kota Bandung. Misalnya, kita libatkan karya orisinil mereka seperti pada gerakan Senam Kota Layak Anak,” ujar Tatang di Balai Kota, Jalan Wastukancana, Kota Bandung, Kamis (5/9/2019).
Senam Kota Layak Anak merupakan kolaborasi DP3APM dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandung. Nantinya, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung akan membantu menyosialisasikan dan mengembangkannya.
Selain itu, mengenai peluncuran Sekolah Ramah Anak, ini sudah dideklarasikan di SMP Negeri 5, beberapa waktu silam.
Pada acara Hari Anak Nasional tingkat kota nanti, seluruh pengisi acara nantinya akan diisi oleh anak.
“Dari mulai pembawa acara, pembaca Alquran, seluruhnya melibatkan anak. Terutama anak yang harus kita sayangi, anak disabilitas,” ucapTatang.
Tatang mengatakan, sebelumnya Kota Bandung mendapatkan apresiasi sebagai Kota Layak Anak kategori Nindya tingkat nasional. Tak hanya itu Kota Bandung juga mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai kota yang telah meraih kategori Nindya selama 2 tahun berturut turut.
Lebih lanjut, Tatang menyebutkan peringatan Hari Anak Nasional ini mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk hadir, serta mengenalkan berbagai inovasi baru.
“Sehingga bukan hanya sekedar seremoninya saja, tetapi instrumen dalam rangka menguatkan anak-anak kita. Itu yang utama,” tuturnya.
(Yusuf Mugni/DAR)