Kamis 12 Desember 2024

Dojo Rajawali Miliki Tiga Pilar

BANDUNG, FOKUSJabar.id :Karate mengajarkan nilai-nilai dalam kehidupan. Ini dilihat dalam latihan di salah satu dojo (tempat latihan karate) aliran kyushin ryu m karate-do yakni dojo Rajawali.

Pendiri sekaligus pemilik dojo Rajawali, Yos menuturkan, kata do pada karate-do memiliki makna pembelajaran mental dan atau jalan hidup. Karena itu, seorang karateka, tidak hanya memperhatikan sisi teknik dan fisik tapi juga dari sisi mental dan nilai-nilai kehidupan yang terkandungnya.

Guru besar Kushin Ryu Karate-do, soke Horyu Matsuzaki, lanjut Yos, menyebutkan jika orang yang ingin menguasai karate tidak boleh iri hati, berburuk sangka, selalu rendah hati, pemurah, berperilaku baik, memelihara ketenangan spiritual, serta berusaha keras menjadi teladan bagi semua.

“Karena itu, dojo Rajawali memiliki tiga pilar yang harus dipatuhi setiap atlet yakni terdidik secara moral dan akhlak, terlatih secara mental dan fisik, dan terpelajar. Dengan tiga pilar itulah yang membuat dojo Rajawali bisa berdiri besar hingga sekarang. Kami ingin melahirkan atlet yang tidak hanya berprestasi, tapi juga memiliki moral dan akhlak yang baik serta terpelajar. Dengan tiga pilar itu, kita yakin prestasi akan datang,” ujar Yos saat ditemui di dojo Rajawali, Jalan Nagrog, Ujungberung, Kota Bandung, Selasa (3/9/2019).

Hingga saat ini, sebanyak 146 atlet berlatih secara rutin di dojo Rajawali dibawah bimbingan langsung Yos. Dari 146 atlet yang berlatih, sebanyak 32 atlet diantaranya sudah masuk dalam kategori prestasi.

“Untuk kejuaraan nasional karate Piala Panglima 2019, sebanyak enam atlet asal dojo Rajawali terpanggil untuk membela tim KKI Pusat dan menjadi jumlah dojo KKI di Jabar yang menyumbang atlet terbanyak. Kalau untuk tim Jabar, kita sudah banyak menyumbang atlet sejak pertama kali berdiri tahun 2008,” terangnya.

Untuk atlet asal dojo Rajawali yang dipanggil KKI Pusat tersebut yakni Senia, Sherina, Lisna Dewi, Yohanes Muhammad, Dendi, dan Devina. Selaoin menyumbang atlet ke KKI Pusat, dua atlet dojo Rajawali masuk dalam komposisi atlet tim pelatda karate PON XX Jabar.

Yos menambahkan, nilai-nilai kebersamaan, toleransi hingga rasa saling menghargai pun menjadi hal ditekankan dan diterapkan sehingga dojo Rajawali tetap eksis hingga saat ini. Tak hanya itu, pola latihan pun digelar bervariasi sehingga tidak membuat atlet jenuh melakukan rutinitas latihan.

“Salah satunya, setiap minggu kita menggelar latihan bersama dengan dojo-dojo KKI lain di Jabar dengan naik gunung dan ditutup makan bersama. Selain melatih tungkai kaki serta fisik para atlet, kegiatan naik gunung ini pun mengasah mental atlet sekaligus menanamkan rasa peduli pada lingkungan dan alam,” paparnya.

Kehadiran dojo Rajawali, lanjut Yos, tidak terlepas dari keberadaan dojo-dojo aliran Kushin Ryu Karate-do di Kota Bandung seperti dojo Windu, dojo Kopo, maupun dojo Supratman. Selain dirinya, pendirian dojo pun diinisiasi oleh salah satu sensei aliran Kushin Ryu Karatedo, Dodi Widya (alm). Sepeninggal sensei Dodi, selain dirinya, pelatihan dojo Rajawali dilanjutkan oleh sensei Beni Anggrawedi serta Erick M Zaki hingga saat ini.

“Atlet yang berlatih disini, sebagian besar atau 65 persen berasal dari golongan masyarakat menengah ke bawah. Tapi Alhamdulillan, setelah mereka mampu berprestasi di karate, bisa ikut mengangkat nama orang tua juga tingkat perekonomian keluarga mereka. Selain prestasi olahraga, dojo Rajawali pun mencoba membentuk atlet untuk mencapai prestasi dalam kehidupan. Karena itu kita membekali mereka dengan berbagai keterampilan juga seperti konveksi, teknik sablon, hingga cara bertani,” pungkasnya.

(ageng/DAR)

Berita Terbaru

spot_img