BANDUNG, FOKUSJabar.id: Setelah Ibu kota Indonesia di pindahkan ke Kalimantan Timur maka DKI Jakarta harus diwacanakan bergabung dengan Jawa Barat. Karena akan terdampak pada aspek baik sosial, ekonomi dan kultur politik.
Hal tersebut dikatakan anggota DPR RI terpilih Dedi Mulyadi. Kata dia, Presiden telah mengumumkan perpindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Tepatnya, ke Kabupaten Kutai Kertanegara dan ke Kabupaten Penajam Paser Utara. Tahap berikutnya, tinggal ke DPR untuk dibahas bersama menjadi undang-undang.
“Apabila disetujui, maka perpindahan Ibu Kota akan berdampak pada berbagai aspek baik sosial, ekonomi dan kultur politik Jakarta. Sehingga, diperkirakan akan terjadi perpindahan penduduk dari Jakarta ke Kalimantan Timur sebanyak lebih dari 2,5 juta penduduk,” katanya di Bandung, Senin (2/9/2019).
Menurut Dedi, apabila itu hal terjadi berdasarkan perjalanan sejarah Jawa Barat dan Jakarta bisa bergabung menjadi satu provinsi tunggal.
Dedi memaparkan Jakarta merupakan kota perdagangan dan pusat pelabuhan sebagaimana tertulis dalam perjanjian antara Kerajaan Padjadjaran bersama Pemerintahan Portugis.
“Artinya harus bersatu dengan posisi Jakarta kota perdagangan karena pusat pelabuhan,” ucap dia.
Dedi menambahkan, tiruan prasasti perjanjian itu kini tersimpan di Museum Fatahillah. Jika kita menyelami berbagai koleksi di musem itu, justru banyak sekali artefak sejarah yang berasal dari peradaban Sunda.
“Maka saya berpendapat, sebaiknya Jakarta disatukan dengan Jawa Barat dengan nama Jawa Barat Raya dengan Jakarta sebagai ibu kotanya. Hal ini juga dapat sekaligus mengakomodir keinginan Kota Bekasi, Depok dan daerah lain yang ingin bergabung ke DKI Jakarta karena persamaan kultur,” tuturnya.
(AS/DAR)