BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pertumbuhan investor bursa saham di wilayah Jawa Barat mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hingga Juli 2019, jumlah investor di wilayah Jabar tercatat sebanyak 157.265 investor.
” Dalam 1,5 tahun, pertumbuhan investor di Jabar meningkat hingga 57 persen,” ujar Kepala Kantor Perwakilan (KP) Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Barat, Reza Sadat Shahmeini saat ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia, Jalan PHH Mustofa (Suci) Kota Bandung, Kamis (29/8/2019).
Reza menambahkan, pada periode 30 Desember 2018 hingga 31 Mei 2019, pertumbuhan jumlah investor pasar saham di wilayah Jawa Barat mencapai 16,53 persen. Yakni dari 134.954 investor menjadi 157.265 investor.
Pada periode tersebut, pertumbuhan investor tertinggi terjadi wilayah Kabupaten Bandung Barat mencapai 62,84 persen atau dari 557 investor menjadi 907 investor. Sedangkan pertumbuhan terendah di wilayah Kota Tasikmalaya yakni sebesar 19,46 persen atau dari 2.395 investor menjadi 2.861 investor.
” Dari 28 kota dan kabupaten di Jabar, jumlah investor pasar saham tertinggi hingga Juli 2019 di Kota Bekasi sebanyak 39.708 investor, disusul Kota Bandung (39.398 investor), dan Kota Bogor (25.719 investor). Sedangkan yang terendah di Kota Banjar (417 investor) dan Kabupaten Bandung Barat (907 investor),” terangnya.
Untuk itu, Reza mengaku jika pihaknya akan terus meningkatkan literasi pasar modal di wilayah Jabar untuk mendorong pertumbuhan investor di lantai bursa. Salah satunya dengan membuka serta mengaktifkan kembali galeri investasi di beberapa kota dan kabupaten.
” Ada beberapa kota dan kabupaten yang rencananya akan kita buka galeri investasi. Diantaranya di Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kota dan Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut, Kota Banjar, dan Kabupaten Pangandaran. Dengan adanya galeri investasi di setiap kota dan kabupaten, diharapkan penyebaran informasi pasar modal di wilayah Jabar semakin merata dan literasi pasar modal di masyarakat meningkat,” tuturnya.
Sedangkan untuk pertumbuhan emiten (perusahaan yang melantai di bursa saham), diakui Reza, mulai mengalami peningkatan. Pihaknya pun terus melakukan sosialisasi dan edukasi bagi perusahaan di wilayah Jabar untuk mulai melakukan penawaran umum di bursa saham.
Hingga saat ini, pihaknya terus melakukan pemahaman kepada sekitar 48 perusahaan di wilayah Jabar yang merupakan calon emiten potensial. Bahkan, pihaknya sudah secara khusus melakukan one on one meeting dengan 40 perusahaan.
“Mudah-mudahan di akhir tahun 2019 ini akan ada penambahan jumlah emiten di Jabar. Saat ini pun sudah ada tiga perusahaan yang sedang berproses untuk melantai di bursa saham dan bisa menjadi rekor emiten baru terbanyak di wilayah Jabar dalam satu tahun. Kita terus beri pemahaman jika untuk go public itu tidak sulit dan tidak harus menunggu perusahaan menjadi besar terlebih dulu,” pungkasnya.
(ageng/bam’s)