BANDUNG, FOKUSJabar.id: Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Barat menyiapkan langkah antisipasi untuk menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) edisi ke-20 yang akan digelar di Papua pada Oktober 2020 mendatang.
Faktor non-teknis diprediksi lebih berat saat gelaran PON digelar di Bumi Cendrawasih.
Ketua Umum KONI Jabar, Ahmad Saefudin menuturkan, untuk menghadapi PON XX tahun 2020 di Papua, tidak hanya diperlukan kesiapan dari sisi teknis dan fisik saja. Diperlukan juga kesiapan menghadapi faktor-faktor non-teknis yang dipredikasi akan lebih berat dibanding gelaran-gelaran PON sebelumnya.
” Saya yakin, semua tidak akan mudah saat PON digelar di Papua. Salah satunya dengan kondisi geografis hingga kondisi keamanan disana (Papua),” ujar Ahmad saat ditemui di ruang kerjanya, gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Jumat (16/8/2019).
Salah satu hal yang diantisipasi. Yakni, dari sisi transportasi karena tidak semua daerah bisa dijangkau menggunakan transportasi darat. Salah satunya dengan menyewa transportasi udara sehingga dari sisi transportasi akan membuat atlet lebih nyaman dan siap untuk berlaga.
Untuk itu, dibutuhkan dana tambahan atau cadangan untuk menyiapkan transportasi yang nyaman dan aman bagi atlet. Selain itu, dibutuhkan kolaboratif yang baik dan saling keterkaitan dengan sumber daya yang dimiliki.
” Khusus menghadapi gelaran PON XX di Papua, tidak bisa ditangani oleh satu pihak saja. Harus ada kolaborasi semua pihak. Termasuk dalam penyiapan posko kontingen pun tidak bisa hanya di satu tempat, tapi harus disesuaikan dengan zona-zona yang sudah kami petakan,” terangnya.
Terkait sisi keamanan, Ahmad mengaku jika pihaknya sudah melakukan antisipasi dengan melibatkan pihak tertentu untuk memberikan pengamanan ekstra bagi atlet dan kontingen. Dengan demikian, atlet bisa lebih nyaman dan aman. Baik pada saat beristirahat maupun saat akan, sedang dan setelah bertanding.
” Sisi ini mungkin tidak banyak tersentuh saat gelaran PON di provinsi lain atau difikirkan oleh pesaing kita. Intinya, kita harus membuat atlet nyaman dan aman sehingga dari sisi psikologi mereka sudah menang,” tegasnya.
(ageng/bam’s)