BANDUNG, FOKUSJabar.id: Ahli Geodesi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus Peneliti dari Bandung Mitigasi HUB, Heri Andreas menilai Kota Bandung akan alami bencana ‘Silent Killer’ pada 50 tahun kedepan.
Menurut dia, masih ada bencana yang dianaktirikan di sejumlah daerah di Indonesia, salah satunya di Kota Bandung. Dan bencana tersebut merupakan bencana yang sifatnya ‘Silent Killer‘ seperti kekurangan air bersih.
“Memang bencana itu ada yang sifatnya perlahan atau bahasa asingnya itu dibilang silent killer. Nah bencana yang jalan perlahan itu yang saya bilang masih dianaktirikan masih dianggap ah itu tidak terasa seperti kanker yang tidak dirasa tahu-tahu sudah stadium 4. Nah sebenarnya khususnya kaya di kota Bandung kita sedang mengarah ke sana pelan-pelan kita akan kekurangan air bersih khususnya dari dalam tanah,” jelas Heri, kutip PRFM, Selasa (6/8/2019).
Heri memaparkan, kini penggunaan air tanah di Kota Bandung sudah sangat banyak. Sehingga hal itu mengakibatkan persediaan air tanah di Kota Bandung semakin berkurang.
“Ada kekhawatiran bahwa beberapa puluh tahun ke depan bahwa kita memang benar-benar akan krisis air bersih terutama air yang dari dalam tanah,” paparnya.
Bahkan saat ini, lanjut Heri, sudah ada beberapa daerah di Kota Bandung yang air tanahnya sudah kurang baik. Sehingga dirinya memprediksi Kota Bandung akan kekurangan air tanah dalam jangka waktu 50 tahun ke depan.
“Yang harus dipersiapkan itu kita harus melakukan substitusi dari air tanah ke sumber air permukaan lainnya,” katanya.
Oleh karena itu, baik warga dan juga pemerintah daerah harus bersama-sama memperbaiki kondisi sumber air permukaan. Sehingga proses peralihan dari penggunaan air tanah ke air permukaan bisa dilakukan lebih cepat.
(Vetra)