BANDUNG, FOKUSJabar.id: Selama dua hari, Sabtu-Minggu (20-21/7/2019), ribuan pesilat dari sembilan negara akan berkumpul di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana Kota Bandung. Mereka berkumpul dalam rangka Temu Pendekar Internasional III.
Ketua Masyarakat Pencak Silat Indonesia, Edwin Senjaya menyebut, ke-sembilan negara tersebut yakni, Italia, Swiss, Swedia, Skotlandia, Perancis, Malaysia (Johor), Singapura, Belanda, dan Jerman.
Selain para pendekar silat dari sembilan negara, ribuan pendekar silat dari berbagai paguron dan perguruan silat nasional di Indonesia pun dipastikan akan hadir meramaikan gelaran acara dua tahunan tersebut.
” Acara Temu Pendekar Internasional adalah acara rutin dua tahun sekali yang merupakan salah satu rangkaian dari upaya kita agar pencak silat bisa ditetapkan sebagai warisan budaya asal Indonesia oleh UNESCO. Penetapannya sendiri, rencananya akan dilakukan pada akhir tahun 2019. Jadi di balik kegiatan ini, ada misi besar berkaitan dengan ditetapkan atau tidaknya pencak silat sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia,” ujar Edwin saat ditemui di Gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Sukabumi, Kota Bandung, Jumat (19/7/2019).
Sebelum gelaran acara pokok di Bali Kota Bandung, para pendekar silat ini akan melakukan kirab terlebih dahulu dengan rute Jalan Asia Afrika, Jalan Banceuy, Jalan Braga, Jalan Perintis Kemerdekaan, dan berakhir di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana Kota Bandung.
Dalam dua hari pelaksanaan Temu Pendekar Internasional III, akan dilakukan berbagai kegiatan mulai workshop pencak silat, pameran, festival pencak silat, temu pendekar, eksebisi, hiburan, serta perlombaan menggambar dan mewarnai dengan tema pencak silat.
” Kegiatan festival sendra silat ini menjadi yang pertama kali dilakukan. Pada festival, peserta harus menampilkan cerita dalam tampilan pencak silat dengan tema legenda di Jawa Barat,” tambahnya.
Selain misi besar penatapan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia oleh UNESCO, lanjutnya, tujuan lain dari pelaksanaan Temu Pendekar Internasional III ini untuk lebih mengenalkan dan menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap pencak silat. Pasalnya, olahraga beladiri ini merupakan warisan leluhur bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan.
” Kita bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dalam menggelar acara ini. Kita pun memohon doa dan partisipasi masyarakat Kota Bandung dalam mendukung acara dan bisa datang untuk menyaksikan Temu Pendekar Internasional III,” tuturnya.
Terkait upaya MASPI agar pencak silat ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda Indonesia oleh UNESCO, Edwin menuturkan jika pihaknya sudah melakukan berbagai upaya sejak tahun 2017. Di tahun 2017, perwakilan MASPI di undang secara langsung untuk tampil di markas besar UNESCO di Paris, Prancis.
” Kalau kita lihat runutan sejarah maupun secara de facto, Indonesia memiliki bukti kuat terkait asal usul pencak silat dengan ratusan paguron pencak silat dari berbagai aliran. Itu yang tidak dimiliki negara lain dari pencak silat. Salah satunya, kendang penca yang menjadi tradisi atau budaya dari pencak silat tradisional khas milik Indonesia. Kalau di cabang olahraga bela diri lain, biasanya gerakan atlet atau praktisi yang mengikuti music tapi di kendanag penca sebaliknya yakni musik yang bisa mengikuti gerakan dari pesilat dan itu benar-benar original. Selain itu, kita pun melakukan roadshow ke luar negeri untuk mengenalkan pencak silat agar semakin mendunia,” pungkasnya.
(ageng/bam’s)