TASIKMALAYA, FOKUSJabar.id: Tenaga Bidan tidak hanya dituntut mampu membantu ibu melakukan persalinan. Namun harus bisa memberikan edukasi terkait pendidikan dan perkembangan seks (alat reproduksi) anak pada orangtua.
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Tasikmalaya, Atit Tajmiati mengatakan, maraknya terjadi pelecehan seksual di tengah-tengah masyarakat, harus menjadi perhatian kita semua. Khususnya tenaga Bidan.
” Sebagai bidan yang menjadi pendamping ibu dan perempuan perlu memberikan edukasi tentang perkembangan seks anak-anak kepada orang tuanya. Apa yang harus dilakukan seorang ibu jika anak memasuki siklus dewasa dan sudah memasuki perkembangan reproduksi,” kata Atit Tajmiati saat Seminar Nasional HUT ke-68 Bidan.
Seminar tersebut mengusung tema, ” Bidan Melindungi Kesehatan Reproduksi Melalui Pemberdayaan Perempuan dan Optimalisasi Pelayanan Kebidanan,” dengan menghadirkan narasumber dokter kandungan dan pakar Seks Indonesia, Boyke Dian Nugraha.
Menurut dia, untuk mengetahui perkembangan alat reproduksi anak yang sehat, bidan harus memiliki pengetahuan yang mumpuni.
Tugas bidan membawa perempuan dalam keadaan sejahtera dan sehat khususnya segi kesehatan reproduksi. Ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia. Yakni, lingkungan, genetik, pelayanan serta sosial budaya atau adat istiadat.
” Penyakit seksual atau reproduksi harus dicegah sedini mungkin. Profesi bidan mampu mencegah terjadinya penyakit ini sedini mungkin, jangan menunggu sesuatu menjadi terjadi tapi berbuatlah untuk tidak terjadi. Ini merupakan tindakan preventif yang dapat dilakukan oleh seorang tenaga bidan dan kesehatan lainnya,” kata Atit.
Sementara Boyke Dian Nugraha menjelaskan, edukasi atau pendidikan seks sejak usia dini sangat penting guna mencegah terjadinya prilaku seks bebas atau penyimpangan seks.
” Jika pengetahuan dan pendidikan seks dikenalkan sejak dini, mungkin kekerasan seks tidak akan terjadi,” ungkap Boyke.
Dokter yang sudah 30 tahun berprofesi menangani alat reproduksi ini mengaku, banyak perempuan dan orangtua yang masih menutup-nutupi masalah seks. Padahal, hal tersebut justru membuat semakin buruk dan membahayakan perkembangan seks bagi anak-anak.
” Saya katakan, seks bukanlah sesuatu yang tabu dalam keluarga untuk diungkapkan. Tapi harus diungkapkan guna mencari solusi dan pemecahannya agar tidak ada yang menjadi korban lainnya,” terang Boyke.
Dia berpesan, tenaga bidan yang langsung berhubungan dengan perempuan-perempuan Indonesia, harus bisa memberikan pemahaman dan mengingatkan untuk tidak menikah usia dini dan tidak melalukan nikah siri karena berbahaya bagi alat reproduksi wanita.
(Seda/Bam’s)