spot_img
Senin 24 Februari 2025
spot_img

Permasalahan Anggaran Kerap Jadi Hambatan Tingkatkan Prestasi Olahraga

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Permasalahan anggaran kerap menjadi momok menakutkan bagi cabang olahraga dalam melakukan pembinaan maupun persiapan menghadapi even/multieven kejuaraan. Hal tersebut pun, kini, menjadi hambatan utama bagi cabang olahraga dalam mempersiapkan diri menghadapi gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020 di Papua.

Sekretaris Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Jabar, Alen Trismayadi menuturkan, keterbatasan anggaran yang diterima cabang olahraga menjadi hambatan utama dalam persiapan menghadapi PON XX di Papua. Selain bola basket, hampir semua cabang olahraga di Jawa Barat mengalami permasalahan keterbatasan anggaran.

“Hingga kini, kita belum mengetahui secara pasti soal anggaran pembinaan untuk persiapan PON XX dari pemerintah provinsi Jabar. Apakah sudah cair atau belum,” ujar Alen saat ditemui di komplek olahraga Pajajaran, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Senin (1/7/2019).

Alen mengakui jika pihaknya mendapatkan dana bantuan dari KONI Jabar sebesar Rp100 juta untuk pelaksanaan latihan daerah (pelatda) menghadapi babak kualifikasi PON XX/2010. Namun dana tersebut masih sangat jauh untuk memenuhi kebutuhan cabang olahraga.

“Dana yang kami terima (Rp100 juta), hanya cukup untuk pelaksanaan training camp tim selama 10 hari saja dalam persiapan menghadapi babak kualifikasi. Yakni untuk tim bola basket putri sebesar Rp50 juta dan tim bola basket 3×3 putra serta putri sebesar Rp50 juta,” terangnya.

Untuk tim bola basket putri, lanjutnya, saat ini sedang menjalani babak kualifikasi PON XX di Tanggerang. Sebelum berangkat ke Tanggerang, Banten, tim bola basket putri yang dihuni 12 pemain sudah menggelar training camp di Kota Cirebon hampir satu pekan.

Untuk tim bola basket 3×3, baik putra maupun putri, masing-masing dihuni 6 atlet. Total pemain sebanyak 12 orang tersebut, rencananya akan bersiap menghadapi babak kualifikasi di Jakarta pada bulan Agustus 2019 mendatang.

“Kalau tim bola basket putra, lolos langsung ke PON XX tanpa melalui babak kualifikasi karena juara bertahan. Tapi persiapan harus tetap dilakukan dan itu pun butuh biaya,” tambahnya.

Untuk pelaksanaan training camp tim bola basket putri di Cirebon, Alen mengakui jika pihaknya mendapatkan bantuan dari beberapa pihak. Mulai dari penyediaan lapangan latihan hingga tempat penginapan atlet.

“Kalau tidak ada yang peduli, repot juga. Karena itu, saya lihat harus ada orang gila olahraga agar pembinaan ini bisa berjalan. Maksudnya, orang yang tidak akan hitung-hitungan berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk olahraga,” tegasnya.

Hal senada diungkapkan pelatih angkat besi Jabar, Sodikin. Dirinya menuturkan jika pembinaan olahraga di Jabar pada saat ini dinilainya kurang. Minimnya dukungan anggaran menjadi salah satu hal yang menghambat proses pembinaan tersebut.

“Untuk meraih sebuah prestasi itu butuh modal atau dana. Seperti untuk kebutuhan vitamin, penginapan, transport, hingga uang saku. Tidak bohong lah, saya juga pengalaman dari kecil, kalau pengen maju ya sentralisasi 4 tahun dan itu yakin juara,” ujar Sodikin.

Hal ini sangat berbeda dengan persiapan tim angkat besi Jabar untuk menghadapi babak kualifikasi PON XX/2020 yang rencananya digelar pada bulan Agustus 2019. Bahkan pelaksanaan babak kualifikasi pun rencananya digelar di GOR Tri Lomba Juang, Jalan Pajajaran Kota Bandung.

“Kita dengar informasi, anggaran untuk persiapan babak kualifikasi PON XX itu sekitar Rp75 juta untuk 18 orang. Gimana membaginya, jadi jangan dulu ngomong (target prestasi) yang tinggi-tinggi kalau dengan kondisi seperti ini. Kalau pun mau mulai sentralisasi, dari mana uangnya. Nginep juga kan pake duit. Jadi jangan dulu ngomong target untuk PON XX, nanti saja setelah babak kualifikasi,” pungkasnya.

(ageng)

spot_img

Berita Terbaru

spot_img
spot_img