BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat paham betul, keluarga adalah lembaga terpenting dalam membangun bangsa. Sebab, keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam membentuk kepribadian anak bangsa serta kehidupan bernegara.
Menurut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (Emil), keluarga memiliki 8 fungsi. Yaitu, fungsi agama, cinta kasih, perlindungan, ekonomi, pendidikan, reproduksi, sosial budaya dan fungsi lingkungan.
“ Bila di implementasikan kedelapan fungsi tersebut niscaya akan tumbuh anak bangsa Indonesia yang memiliki karakter kuat dan kepribadian terpuji. Terlebih dalam situasi dan kondisi yang serba transparan,” kata Emil saat menjadi Pembina Upacara Peringatan Harganas (Hari Keluarga Nasional) ke-26 Tingkat Provinsi Jawa Barat, Senin (1/7/2019).
Emil menyebut, pandangan keluarga masa lalu belum tentu diterima oleh keluarga masa kini. Hal itu karena perubahan lingkungan strategis terjadi sangat cepat dan kehadiran revolusi industri 4.0.
Pada tatanan keluarga, situasi tersebut membuat waktu berkumpul yang berkualitas mulai terabaikan. Kemudian, muncul kesenjangan komunikasi antara orangtua dan anak karena keterbatasan waktu untuk mendengarkan keluh kesah atau masalah. Terutama pada anak remaja.
Selain itu, keluarga kerap tidak tanggap atau kurang peduli pada kejadian-kejadian di lingkungan sekitar. Pada akhirnya, budaya gotong royong antarwarga dan antarmasyarakat hampir luntur.
“ Tantangan keluarga hari ini makin besar pada revolusi industri yang membuat kadang-kadang kualitas komunikasi keluarga menjadi tereduksi. Ada tantangan-tantangan generasi muda terkait bahaya narkoba, pernikahan dini dan lain-lain,” kata Emil.
Oleh karena itu, atensi Pemerintah Pusat maupun Pemdaprov Jawa Barat tertuju pada program-program penguatan fundamental keluarga. Salah satu program yang dicanangkan adalah 621.
“ Kita ada program dari nasional, program 621 yaitu berharap setiap jam 6 sore sampai jam 9 malam kita tidak melakukan adanya kegiatan bergadget. Maksudnya, agar dijadikan momentum untuk bersama keluarga,” jelas Emil.
Kunci keluarga kuat, sehat dan bahagia kata Emil, terletak pada waktu berkumpul dan kualitas komunikasi dengan semua anggota keluarga. Jika dua hal itu diimplementasikan dengan baik, membentuk keluarga harmonis dan bahagia bukan perkara sulit.
“ Kuncinya adalah memberi ruang kepada setiap anggota keluarga untuk punya waktu yang berkualitas dengan sesama anggota keluarganya. Hanya itu. Tanpa itu, mau semewah dan sekaya apapun kalau tidak berkualitas waktu tidak menjadi keluarga yang harmonis,” ucap dia.
Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Indonesia, secara kuantitas dan kualitas, berjalan dengan baik.
“ Rata-rata wanita usia subur melahirkan (TFR) dari 6.7 pada tahun 1970 menjadi 2,4 pada tahun 2018. Ini rata-rata jumlah anak setiap wanita usia subur 2-3 orang anak. Secara kualitas penggunaan alat kontrasepsi sudah banyak yang menyukai metode jangka panjang,” katanya.
(Bam’s)